Prabowo Bawa Pulang Investasi Rp156 Triliun dari China
Wamanews.id, 11 November 2024 – Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke China tidak hanya menjadi momen diplomatik penting, tetapi juga membawa oleh-oleh investasi besar bagi Indonesia.
Dalam Forum Bisnis Indonesia-China (FBIC) yang berlangsung di Wang Fu Ballroom, Hotel The Peninsula, Beijing, Minggu (10/11), Prabowo dan rombongan berhasil mengamankan kerja sama bisnis antara perusahaan Indonesia dan China senilai USD 10 miliar atau sekitar Rp 156,19 triliun.
Forum yang diprakarsai oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melalui Komite Tiongkok (KIKT) ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie.
Anindya Bakrie menyampaikan bahwa investasi dari China ini menunjukkan bahwa hubungan bisnis antara kedua negara semakin solid dan stabil.
“Ini contoh bahwa antara pemerintah dan dunia usaha selalu berdampingan. Sekali lagi, ini pertanda baik. Investasi ini akan mempererat kolaborasi bisnis, membuka peluang kerja, dan mengembangkan proyek-proyek infrastruktur penting di Indonesia,” ujar Anindya dalam keterangan tertulis.
Melalui kemitraan ini, Indonesia diharapkan dapat lebih meningkatkan ekspornya ke China serta memperluas peluang kolaborasi di berbagai sektor strategis. Keberhasilan ini tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik, tetapi juga membuka pintu bagi pengembangan infrastruktur, teknologi, dan sektor manufaktur yang penting bagi perekonomian nasional.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa kerja sama dengan China ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk memajukan sektor sains dan teknologi. Ia menyebut bahwa investasi tersebut mencakup proyek-proyek sains antara perusahaan dari kedua negara, yang akan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Li Qiang di Balai Besar Rakyat pada Sabtu (9/11) turut membahas inisiatif ini sebagai bagian dari agenda kerja sama jangka panjang yang dapat menguntungkan kedua negara.
“Dengan menguatkan sektor teknologi, kita akan bisa meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dari berbagai komoditas yang kita miliki,” jelas Prabowo.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia harus mengedepankan hilirisasi komoditas untuk menciptakan nilai ekonomi yang lebih besar dan memberikan manfaat langsung bagi rakyat.
Salah satu poin utama yang disampaikan Prabowo dalam forum ini adalah visinya untuk menciptakan Indonesia Tangguh, sebuah konsep yang mencakup ketahanan pangan dan energi dalam negeri. Prabowo menegaskan bahwa ketergantungan pada bahan pangan dan energi impor harus segera dikurangi agar Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat.
“Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar,” ujarnya.
Selain ketahanan pangan, Prabowo juga menyebutkan pentingnya memanfaatkan sumber energi domestik. Indonesia memiliki potensi energi besar dari batu bara, energi air, hingga panas bumi, yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung swasembada energi. Menurutnya, pemanfaatan sumber daya alam yang tepat akan memungkinkan Indonesia mencapai kesejahteraan sejati serta kemakmuran yang merata di seluruh wilayah.
Dalam kunjungannya, Prabowo juga menekankan pentingnya hilirisasi sebagai strategi kunci dalam meningkatkan perekonomian nasional. Ia menyebutkan bahwa seluruh komoditas Indonesia, mulai dari sumber daya alam hingga hasil pertanian, harus dapat memberikan nilai tambah yang optimal. Dengan hilirisasi, komoditas tersebut tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi diproses menjadi produk bernilai tinggi yang bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Seluruh komoditas harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” tegas Prabowo.
Hal ini menjadi bagian dari visi Prabowo untuk menciptakan ekonomi inklusif yang tidak hanya memberikan manfaat bagi industri besar, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
Investasi besar dari China ini tidak hanya memperkuat ekonomi domestik, tetapi juga mempertegas posisi Indonesia di mata internasional sebagai negara yang terbuka terhadap investasi asing yang dapat membawa manfaat langsung bagi rakyat. China, yang menjadi negara tujuan pertama Prabowo dalam kunjungan internasionalnya, telah menunjukkan komitmen untuk menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan ekonomi jangka panjang.
Melalui pertemuan dan kesepakatan ini, Indonesia semakin dipandang sebagai mitra penting di kawasan Asia yang memiliki prospek ekonomi kuat. Investasi ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta membangun infrastruktur yang mendukung perkembangan ekonomi digital dan energi terbarukan di Indonesia.
Kunjungan kenegaraan ini menjadi momentum penting untuk mendorong kemitraan strategis antara Indonesia dan China. Dengan investasi besar dari China dan fokus pada swasembada pangan dan energi, Presiden Prabowo ingin membangun ekonomi Indonesia yang kuat dan mandiri.
Masyarakat Indonesia pun diharapkan akan segera merasakan dampak positif dari kolaborasi ini, baik dalam bentuk lapangan kerja baru, kemudahan akses infrastruktur, maupun peningkatan kesejahteraan sosial.
Dengan investasi senilai Rp 156 triliun dari China ini, Indonesia berpeluang menciptakan perubahan signifikan yang akan membawa negara ini lebih dekat pada visinya sebagai negara yang tangguh, sejahtera, dan mandiri. Kunjungan ini juga menegaskan komitmen Prabowo untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan membangun hubungan bilateral yang produktif serta saling menguntungkan.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan