Bawaslu Wajo Tingkatkan Kapasitas Pengawas dalam Membangun Narasi Positif Pemilu
Wamanews.id, 18 Agustus 2024 – Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) yang demokratis dan berkualitas, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Wajo terus berupaya meningkatkan kapasitas pengawasnya.
Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah dengan menggelar pelatihan pemberitaan positif bagi Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) dan sekretariat Bawaslu Wajo, yang diselenggarakan pada Sabtu (17/08/2024) di Kantor Bawaslu Wajo.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali jajaran pengawas dengan keterampilan dalam menyusun narasi dan rilis berita yang efektif, khususnya terkait kegiatan pengawasan, demokrasi, pemilu, dan pilkada. Hal ini sejalan dengan pentingnya peran media dalam mensosialisasikan pengawasan partisipatif dan mempertanggungjawabkan kinerja pengawas kepada publik.
Ketua Bawaslu Wajo, Andi Hasnadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemberitaan media merupakan salah satu instrumen penting dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pengawasan pemilu. Dengan narasi yang positif dan informatif, diharapkan masyarakat dapat terlibat aktif dalam mengawal jalannya pesta demokrasi.
“Kami berharap materi yang disampaikan oleh para narasumber dapat diaplikasikan dengan baik oleh seluruh peserta, sehingga ke depannya Bawaslu Wajo dapat menghasilkan produk-produk informasi yang berkualitas dan menarik minat publik,” ujar Andi Hasnadi.
Senada dengan Ketua Bawaslu, Komisioner Bawaslu Wajo Divisi Humas, Heriyanto, juga menekankan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan kapasitas pengawas dalam berkomunikasi dengan publik.
“Dengan kemampuan menulis yang baik, para pengawas dapat menyampaikan informasi terkait pengawasan dengan lebih efektif dan mudah dipahami oleh masyarakat,” jelasnya.
Narasi positif dalam konteks pengawasan pemilu memiliki peran yang sangat krusial. Pertama, narasi positif dapat membangun kepercayaan publik terhadap proses pengawasan. Ketika masyarakat melihat bahwa pengawas bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel, maka kepercayaan mereka terhadap penyelenggaraan pemilu akan meningkat.
Kedua, narasi positif dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu. Dengan informasi yang akurat dan menarik, masyarakat akan lebih termotivasi untuk berperan aktif dalam mengawasi jalannya pemilu.
Ketiga, narasi positif dapat mencegah terjadinya polarisasi dan konflik. Dengan menyajikan informasi yang objektif dan berimbang, media dapat membantu menciptakan suasana yang kondusif selama proses pemilu.
Meskipun pelatihan ini merupakan langkah yang positif, namun masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah terbatasnya sumber daya manusia dan anggaran yang dimiliki oleh Bawaslu. Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya pengawasan pemilu.
Namun demikian, tantangan juga merupakan peluang untuk terus berinovasi dan mengembangkan strategi komunikasi yang lebih efektif. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial, Bawaslu dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dan menyampaikan pesan-pesan pengawasan dengan lebih kreatif.
Pelatihan pemberitaan positif yang diselenggarakan oleh Bawaslu Wajo merupakan langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan kualitas pengawasan pemilu.
Dengan membekali pengawas dengan keterampilan komunikasi yang baik, diharapkan dapat dihasilkan narasi-narasi positif yang mampu membangun kepercayaan publik dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan