Tanggul Jebol Akibat Banjir Kiriman, Enam Rumah di Wajo Hancur

Wamanews.id, 27 Desember 2024 – Banjir kiriman yang melanda Kabupaten Wajo pada Kamis (26/12) mengakibatkan kerusakan besar, termasuk jebolnya tanggul di Desa Wage, Kecamatan Sabbangparu. Lima rumah warga rusak parah, bahkan beberapa di antaranya hampir rata dengan tanah akibat terjangan air yang membawa lumpur dan kayu dari Sungai Walennae.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Wajo tidak hanya membawa bencana lokal tetapi juga kiriman air dari Kabupaten Soppeng. Kepala Desa Wage, Jabir, menjelaskan bahwa volume air yang tinggi dari Sungai Walennae menjadi penyebab utama jebolnya tanggul.
“Kiriman banjir dari Soppeng lewat Sungai Walennae tidak dapat dibendung, sehingga tanggul jebol. Air bercampur lumpur dan kayu masuk ke permukiman warga, merusak tiang rumah hingga patah. Bahkan ada rumah yang rata dengan tanah akibat terjangan air bersama kayu dan lumpur,” ujar Jabir saat ditemui di rumahnya.
Dampak banjir ini sangat dirasakan oleh warga. Menurut data yang ada, enam rumah mengalami kerusakan berat dan tidak lagi bisa ditempati. Harta benda milik warga juga hilang tersapu banjir. Jabir merinci bahwa lima kepala keluarga (KK) terdampak, yakni keluarga Wero, Laming, Sitti, Tune, dan Nur Alang. Kondisi mereka sangat memprihatinkan, mengingat sebagian besar masuk dalam kategori keluarga tidak mampu.
“Warga kami sangat membutuhkan bantuan, baik untuk perbaikan rumah maupun kebutuhan pokok. Apalagi mata pencaharian mereka juga terendam banjir. Kami berharap pemerintah daerah atau provinsi segera memberikan bantuan, terutama untuk kebutuhan sehari-hari,” tambah Jabir penuh harap.
Kerugian akibat banjir ini tidak hanya sebatas rumah yang rusak. Lahan pertanian yang menjadi sumber penghasilan utama warga juga terendam air. Kondisi ini semakin memperparah keadaan ekonomi keluarga terdampak. Sampah kayu yang terbawa air menambah beban warga karena turut menghancurkan struktur rumah mereka.
Warga Desa Wage berharap adanya respons cepat dari pemerintah. Selain bantuan kebutuhan pokok, mereka juga membutuhkan program bedah rumah agar bisa kembali memiliki tempat tinggal yang layak. Jabir mengatakan bahwa semua data kerusakan, baik rumah maupun fasilitas umum, telah dilaporkan ke pihak terkait.
Banjir kiriman seperti yang terjadi di Wajo bukanlah masalah baru. Sungai Walennae yang menghubungkan Kabupaten Soppeng dan Wajo kerap menjadi saluran utama banjir kiriman. Sistem pengelolaan air yang belum optimal menjadi tantangan tersendiri dalam menangani bencana semacam ini.
Untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, pemerintah diharapkan dapat memperkuat infrastruktur seperti tanggul dan memperbaiki sistem drainase. Selain itu, upaya mitigasi bencana, seperti memberikan edukasi kepada warga dan menyiapkan posko siaga bencana, juga menjadi hal yang mendesak.
Di tengah musibah ini, solidaritas antarwarga menjadi kekuatan utama. Warga yang tidak terdampak bahu-membahu membantu evakuasi dan memberikan bantuan seadanya. Namun, tentu saja, uluran tangan dari pemerintah dan organisasi kemanusiaan sangat dinantikan.
Banjir di Desa Wage menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja dan menimpa siapa saja. Dengan langkah cepat dan tepat, diharapkan warga yang terdampak dapat segera bangkit dari keterpurukan dan kembali menjalani kehidupan dengan normal.