Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

SulSel

Inflasi Sulawesi Selatan Lebih Rendah Dibandingkan Tingkat Nasional

Wamanews.id, 2 Agustus 2024 – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengumumkan bahwa tingkat inflasi provinsi pada Juli 2024 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional.

Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah daerah dalam mengendalikan harga barang dan jasa.

Dalam konferensi pers yang digelar pada hari Kamis, Kepala BPS Sulsel, Aryanto, menyampaikan bahwa inflasi tahunan Sulsel mencapai 1,74 persen, sedangkan inflasi nasional mencapai 2,51 persen. Angka ini menunjukkan bahwa Sulsel berhasil menjaga stabilitas harga di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.

“Pengendalian inflasi di Sulsel cukup baik karena masih di bawah nasional,” ujar Aryanto.

Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi di Sulsel pada Juli 2024 antara lain:

  • Barang-barang konsumsi: Sigaret kretek mesin (SKM), kopi bubuk, ikan, emas perhiasan, kentang, beras, dan seragam anak sekolah mengalami kenaikan harga.
  • Bahan pangan: Kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan seperti beras, kentang, dan ikan turut berkontribusi terhadap inflasi.

Di sisi lain, beberapa komoditas berhasil menekan laju inflasi, seperti tomat, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai, dan berbagai jenis sayuran.

Dari delapan kota yang menjadi sampel untuk mengukur tingkat inflasi di Sulsel, Kota Parepare mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,22 persen, sedangkan Kabupaten Wajo mencatat inflasi terendah sebesar 1,46 persen.

Secara bulanan (month to month/mtm), tujuh dari delapan kabupaten/kota di Sulsel mengalami deflasi, sementara satu kota lainnya mengalami inflasi. Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum harga barang dan jasa di Sulsel cenderung stabil atau bahkan mengalami penurunan.

Keberhasilan Sulsel dalam mengendalikan inflasi tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, antara lain:

  • Stabilisasi harga: Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menstabilkan harga barang, terutama komoditas pangan yang sangat berpengaruh terhadap inflasi.
  • Peningkatan produksi: Pemerintah mendorong peningkatan produksi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan menjaga stabilitas harga.
  • Koordinasi dengan stakeholder: Pemerintah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti produsen, distributor, dan pedagang, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga.

Related Articles

Back to top button