Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Nasional

Bawang, Cabai, Daging Ayam Naik Lagi

Wamanews.id, 3 September 2024 – Harga sejumlah komoditas pangan di Indonesia kembali mengalami kenaikan signifikan pada awal pekan ini.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), sejumlah komoditas seperti daging ayam, bawang merah, dan cabai mengalami kenaikan harga yang cukup tajam.

Kenaikan harga pangan ini tentu saja menjadi kabar buruk bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki daya beli rendah. Kenaikan harga bahan pokok secara umum dapat meningkatkan inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat.

Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga paling signifikan adalah daging ayam. Harga daging ayam per kilogram kini mencapai Rp40.990, mengalami kenaikan sebesar 17,92% dibandingkan pekan sebelumnya. Kenaikan harga daging ayam ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya permintaan menjelang hari besar, serta kenaikan harga pakan ternak.

Selain daging ayam, komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga cukup signifikan adalah bawang merah dan cabai. Harga bawang merah naik hingga 17,78% menjadi Rp29.540 per kilogram, sementara harga cabai rawit merah naik 6,49% menjadi Rp50.520 per kilogram. Kenaikan harga bawang merah dan cabai ini dipengaruhi oleh faktor cuaca yang tidak menentu dan gangguan pasokan.

Tidak hanya daging ayam, bawang merah, dan cabai, sejumlah komoditas pangan lainnya juga mengalami kenaikan harga. Beberapa di antaranya adalah daging sapi, telur ayam, gula, minyak goreng, dan tepung terigu. Kenaikan harga komoditas-komoditas ini tentu saja akan semakin membebani masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.

Beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga pangan secara umum antara lain:

  • Cuaca ekstrem: Cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan serangan hama dapat merusak tanaman pangan dan mengurangi produksi.
  • Peningkatan permintaan: Meningkatnya permintaan pangan, terutama menjelang hari besar keagamaan atau saat musim tertentu, dapat mendorong kenaikan harga.
  • Kenaikan harga produksi: Kenaikan harga bahan bakar minyak, pupuk, dan pestisida dapat meningkatkan biaya produksi pangan, sehingga mendorong kenaikan harga jual.
  • Gangguan distribusi: Gangguan distribusi pangan, seperti kerusakan infrastruktur atau kendala transportasi, dapat menyebabkan kelangkaan pasokan dan mendorong kenaikan harga.

Kenaikan harga pangan memiliki dampak yang cukup luas bagi masyarakat dan perekonomian. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

  • Meningkatnya angka kemiskinan: Kenaikan harga pangan dapat mengurangi daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Hal ini dapat meningkatkan angka kemiskinan.
  • Inflasi: Kenaikan harga pangan secara umum dapat mendorong terjadinya inflasi, yaitu kenaikan harga barang dan jasa secara terus-menerus.
  • Ketidakstabilan sosial: Kenaikan harga pangan yang berkepanjangan dapat memicu ketidakstabilan sosial, seperti demonstrasi atau kerusuhan.

Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang lebih konkret untuk mengatasi masalah kenaikan harga pangan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Meningkatkan produksi pangan: Pemerintah perlu mendorong peningkatan produksi pangan melalui berbagai program seperti penyediaan bibit unggul, pupuk bersubsidi, dan mekanisasi pertanian.
  • Menstabilkan pasokan: Pemerintah perlu memastikan ketersediaan pasokan pangan yang cukup dan stabil melalui berbagai kebijakan seperti operasi pasar dan pembentukan cadangan pangan.
  • Mengelola distribusi: Pemerintah perlu memperbaiki sistem distribusi pangan agar harga pangan dapat lebih terjangkau bagi masyarakat.
  • Memberikan bantuan sosial: Pemerintah perlu memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak kenaikan harga pangan, seperti bantuan pangan atau bantuan tunai.

Kenaikan harga pangan merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang serius dari pemerintah. Pemerintah perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk petani, pengusaha, dan masyarakat, untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi masalah ini.

Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan

Related Articles

Back to top button