Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

News

Dampak Karangan Bunga ‘Pelakor Calon Dokter’: Reputasi Mahasiswi Kedokteran Terancam, Kode Etik Jadi Sorotan

Wamanews.id, 29 Oktober 2025 – Sebuah kasus dugaan perselingkuhan yang melibatkan Sarah Wanda Nainggolan, seorang mahasiswi program profesi dokter (co-ass) di Medan, telah menjadi viral dan memicu perdebatan luas di media sosial. 

Kasus ini tidak hanya mengungkap drama pribadi, tetapi juga menyoroti potensi kerugian reputasi yang masif di era digital serta relevansi kode etik, terutama bagi calon profesional medis.

Kejadian ini mencuat setelah Suci Feblika Silaban, istri sah, mengunggah video pengiriman dua karangan bunga berisi sindiran pedas ke kampus tempat Sarah menempuh pendidikan kedokteran. 

Video yang diunggah ke akun TikTok @mrs_kasyuu15 itu langsung ditonton jutaan kali, menjadi bukti kuat bagaimana media sosial dapat dengan cepat mengubah isu pribadi menjadi konsumsi publik.

Isi karangan bunga tersebut sangat menohok, menyindir profesi Sarah dan moralitasnya: “Selamat wisuda dokter gatal Sarah Wanda Nainggolan. Dokter hanya gelar, titel sejatimu pelakor.” 

Papan kedua bahkan lebih tajam lagi, “Turut berduka cita atas meninggalnya akhlak dan moral dokter Sarah Wanda Nainggolan, pelakor yang sudah mau diajak tidur sama suami orang di saat istrinya mengurus anak bayinya. Gak perlu dihina, kau sudah terhina.”

Unggahan ini memicu gelombang dukungan terhadap Suci dan kemarahan publik terhadap Sarah, dengan banyak komentar yang menyoroti etika dan moral seorang calon dokter.

Dalam unggahan lanjutan, Suci Feblika membeberkan rekaman interogasi tertanggal 12 Oktober 2025. Awalnya, Sarah menyangkal dan hanya mengakui satu kali hubungan intim dengan suami Suci. Namun, setelah dihadapkan dengan bukti percakapan tak senonoh di ponselnya, Sarah akhirnya mengaku bahwa hubungan terlarang itu terjadi berkali-kali. 

Suci juga mengungkapkan bahwa peringatan untuk menjauh yang telah ia berikan berkali-kali diabaikan oleh Sarah.

Pengakuan ini semakin memperkuat pandangan negatif netizen terhadap Sarah. 

Frasa “Pelakor calon dokter” yang beredar di komentar menunjukkan betapa publik sangat memperhatikan integritas individu yang akan mengemban profesi mulia seperti dokter. 

Kasus ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana institusi pendidikan dan asosiasi profesi akan menanggapi dugaan pelanggaran moral dan etika yang dilakukan oleh calon anggotanya.

Setelah video karangan bunga viral, jejak digital Sarah Wanda Nainggolan dengan cepat ditelusuri publik. Diketahui, ia adalah lulusan S1 Kedokteran dari sebuah universitas swasta di Medan pada 2023 dan sedang menjalani program Profesi Dokter (Co-ass) di kampus yang sama sejak September 2023.

Namun, dalam waktu singkat, akun Instagram pribadinya @sarawandaaa mendadak dikunci, diduga untuk menghindari serangan komentar pedas dari warganet. 

Langkah ini, meskipun berusaha meredam, tidak dapat sepenuhnya menghapus jejak digital yang telah tersebar luas. Kerugian reputasi yang dialami Sarah bisa bersifat jangka panjang dan sangat memengaruhi karir profesionalnya di masa depan.

Di sisi lain, Suci Feblika justru menuai banyak simpati dari warganet. Tindakannya yang “elegan” dalam melampiaskan kekecewaan dianggap sebagai cara yang cerdas dan minim konflik fisik.

Hingga saat ini, Sarah Wanda belum memberikan pernyataan apa pun terkait tudingan tersebut. Pihak kampus tempat ia menempuh pendidikan kedokteran juga belum merilis komentar resmi mengenai masalah yang kini tengah viral tersebut. 

Kasus ini menjadi studi kasus penting tentang bagaimana tindakan pribadi, terutama yang melanggar norma sosial dan etika, dapat memiliki konsekuensi luas di era digital, bahkan sebelum seseorang sepenuhnya memasuki dunia profesional. 

Integritas dan moralitas, khususnya bagi profesi yang mengedepankan kepercayaan publik, menjadi sangat krusial dan tak bisa dilepaskan dari sorotan masyarakat.

Penulis

Related Articles

Back to top button