Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

News

Ribuan Orang Gugat Johnson & Johnson, Bedak Bayi Diduga Picu Kanker Akibat Kontaminasi Asbes

Wamanews.id, 17 Oktober 2025 – Raksasa farmasi global, Johnson & Johnson (J&J), kembali menghadapi gelombang gugatan besar terkait produk bedak bayi mereka. Lebih dari 3.000 orang di Inggris melayangkan gugatan, menuduh perusahaan tersebut dengan sengaja menjual bedak bayi yang terkontaminasi asbes, yang diduga kuat memicu berbagai jenis kanker.

Menurut laporan BBC, gugatan yang dilayangkan terhadap Johnson & Johnson dan anak perusahaannya, Kenvue Ltd, menuduh bahwa J&J telah mengetahui sejak tahun 1960-an bahwa bedak talk berbasis mineral mereka mengandung talk berserat, serta tremolit dan aktinolit. 

Kedua mineral ini dalam bentuk berserat diklasifikasikan sebagai asbes dan secara ilmiah terkait dengan kanker yang berpotensi mematikan.

Dokumen pengadilan menuduh bahwa, meskipun mengetahui mineral tersebut secara langsung terkait dengan kanker, J&J tidak pernah mengeluarkan peringatan pada kemasan bedak bayinya. 

Sebaliknya, klaim gugatan tersebut, J&J meluncurkan kampanye pemasaran agresif yang menggambarkan bedak tersebut sebagai simbol kemurnian dan keamanan.

Menanggapi tuduhan tersebut, J&J secara tegas membantah. “Pernyataan dari perusahaan tersebut menyatakan bahwa bedak bayi mereka ‘mematuhi semua standar peraturan yang dipersyaratkan, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker’,” demikian kutipan dari pernyataan perusahaan.

Namun, faktanya, penjualan bedak bayi yang mengandung talk dihentikan di Inggris sejak tahun 2023. Talk, mineral alami yang digunakan dalam bedak talk J&J, sering ditambang di dekat endapan asbes. Mineral asbes dalam bentuk seperti jarum berserat inilah yang secara medis dikaitkan dengan kanker. 

Klaim dalam gugatan menyebutkan bahwa J&J telah menemukan asbes dalam bedak bayinya sejak tahun 1960-an.

Banyak penggugat di Inggris menderita, atau telah meninggal karena kanker ovarium, mesothelioma – kanker yang biasanya disebabkan oleh paparan asbes – atau jenis kanker lainnya. Semua penggugat diduga telah menggunakan bedak bayi J&J dalam jangka waktu yang lama.

Salah satu penggugat, Siobhan Ryan (63 tahun), seorang ibu muda yang kala itu melihat iklan bedak bayi J&J dan memercayainya. “Ibu saya menggunakannya dan saya juga menggunakannya. Aromanya harum, lembut, dan menyenangkan. 

Ketika bayi saya lahir, saya pakaikan bedak itu ke mereka. Saya pikir saya telah melakukan yang terbaik untuk mereka,” ujarnya kepada BBC dari rumahnya di Somerset.

Ketika didiagnosis kanker ovarium stadium 4, Siobhan terkejut. “Hal ini sangat mengejutkan. Kami berpelukan dan menangis. Saya tidak percaya ketika dokter mengatakan saya menderita kanker ovarium stadium 4.” Siobhan, seperti penggugat lainnya, menduga kankernya disebabkan oleh penggunaan bedak bayi J&J. “Mereka tahu bedaknya terkontaminasi, tetapi mereka tetap menjualnya kepada para ibu baru dan bayi mereka,” kata Siobhan.

Meskipun kanker ovarium disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, internal, dan eksternal, gugatan ini menyoroti dugaan kuat antara penggunaan produk J&J dan risiko kesehatan yang serius. Kasus ini akan menjadi perhatian besar bagi dunia farmasi dan konsumen global.

Penulis

Related Articles

Back to top button