Kenapa Lihat Orang Menguap Bikin Ikutan? Ini Jawaban Ilmiahnya

Wamanews.id, 27 April 2025 – Pernahkah Anda menyadari betapa mudahnya menguap “menular” dari satu orang ke orang lain? Ketika seseorang di sekitar Anda menguap, hampir secara otomatis Anda merasakan dorongan yang sama. Fenomena unik ini telah lama menjadi objek rasa ingin tahu, dan kini, ilmu pengetahuan mulai mengungkap alasan biologis di baliknya.
Melansir Live Science, Dr. Charles Sweet, seorang ahli kejiwaan dan penasihat medis di Linear Health, menjelaskan bahwa kemungkinan besar aktivitas sel-sel otak khusus yang disebut mirror neuron (neuron cermin) menjadi dalang utama di balik penularan menguap ini. Neuron cermin adalah sel saraf yang memiliki kemampuan luar biasa untuk merefleksikan tindakan yang kita amati pada orang lain.
“Ketika mata Anda menangkap seseorang yang sedang menguap, neuron-neuron cermin di otak Anda langsung merespons. Mekanisme neurologis yang kompleks inilah yang diperkirakan menjadi alasan mengapa menguap dapat menyebar dengan begitu cepat dan mudah dalam interaksi sosial,” kata Sweet. Lebih menarik lagi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa baik manusia maupun hewan cenderung lebih responsif terhadap “menguapan” dari individu yang mereka kenal dibandingkan dengan orang asing.
Sebagai ilustrasi, sebuah studi pada tahun 2013 menemukan bahwa anjing peliharaan lebih sering menguap ketika melihat pemiliknya melakukan hal yang sama, namun respons ini jauh lebih jarang terjadi ketika mereka melihat orang asing menguap. Pola yang dikenal sebagai bias keakraban ini diduga kuat dipengaruhi oleh bias perhatian (attentional bias), demikian penjelasan dari Andrew Gallup, seorang profesor yang mendalami biologi perilaku di Universitas Johns Hopkins.
Salah satu hipotesis evolusioner yang diajukan oleh Gallup adalah bahwa kemampuan menguap untuk menular ini berkembang sebagai mekanisme untuk meningkatkan kewaspadaan kolektif dalam suatu kelompok. Dalam surat elektroniknya kepada Live Science, Gallup menjelaskan bahwa respons menguap yang sinkron dalam sebuah kelompok berpotensi meningkatkan kemampuan seluruh anggota untuk mendeteksi potensi bahaya atau ancaman di lingkungan sekitar.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Evolutionary Psychology pada tahun 2007 oleh Gallup dan timnya menemukan bahwa menguap sebenarnya memiliki fungsi fisiologis yang penting, yaitu membantu mendinginkan suhu otak. Efek pendinginan ini diyakini dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan dan efisiensi kognitif pada individu yang baru saja menguap.
“Jika perilaku menguap menyebar secara luas di antara anggota kelompok, hal ini dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan tingkat kewaspadaan kelompok secara keseluruhan terhadap potensi ancaman yang mungkin muncul,” tulis tim peneliti.
Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Gallup pada subjek manusia semakin memperkuat gagasan ini. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tindakan sederhana melihat orang lain menguap ternyata dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam mendeteksi adanya ancaman di sekitarnya. Temuan ini memberikan dukungan kuat terhadap teori bahwa penularan menguap memiliki peran penting dalam meningkatkan kewaspadaan sosial.
Selain teori kewaspadaan, Gallup juga mengemukakan hipotesis lain yang berkaitan dengan fungsi sosial menguap, yaitu sebagai mekanisme untuk menjaga keselarasan perilaku dalam suatu kelompok. Menguap seringkali terjadi seiring dengan ritme sirkadian tubuh dan menjadi penanda transisi antar aktivitas.
“Dengan demikian, ketika gelombang menguap menyebar dalam suatu kelompok, hal ini dapat berfungsi untuk menyinkronkan pola aktivitas dan perilaku seluruh anggota kelompok,” jelas Gallup. Dalam konteks ini, menguap secara kolektif dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi nonverbal yang membantu anggota kelompok untuk tetap “sejalan” dalam hal tingkat energi dan fokus.
Kesimpulannya, fenomena menguap yang terasa menular bukanlah sekadar kebiasaan iseng. Ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa aktivitas mirror neuron di otak kita dan insting sosial purba yang berkaitan dengan kewaspadaan kelompok serta keselarasan perilaku kemungkinan besar menjadi alasan di balik respons reflek yang sering kita alami ini. Jadi, lain kali Anda ikut menguap tanpa sadar, ingatlah bahwa otak Anda sedang menjalankan program sosial dan protektif yang telah terasah selama evolusi.