Kelompok KKN UNHAS di Desa Buriko Gagas Teknologi Tepat Guna untuk Pemberdayaan Petani

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNHAS di Desa Buriko mengusung program kerja Teknologi Tepat Guna (TTG) yang ditujukan untuk membantu kelompok tani setempat pada Sabtu, 25 Januari 2025, di Posyandu Desa Buriko. Program ini bertujuan mengolah sumber daya lokal menjadi inovasi bermanfaat bagi pertanian dan lingkungan.
Program kerja ini terdiri dari tiga inovasi utama, yaitu:
- Pupuk Organik Cair dari Daun Mangrove
Dengan melimpahnya daun mangrove di wilayah desa, kelompok KKN memanfaatkannya sebagai bahan utama pupuk organik cair. Teknologi fermentasi sederhana diterapkan agar pupuk ini dapat memberikan nutrisi alami bagi tanaman sekaligus mendukung pelestarian lingkungan. - Pupuk Organik Padat dari Kotoran Sapi dan Serbuk Kayu
Limbah organik yang sering dianggap sebagai masalah kini diolah menjadi pupuk padat berkualitas tinggi. Dengan inovasi ini, pencemaran lingkungan dapat dikurangi, sementara produktivitas lahan pertanian meningkat. - Pembuatan Biopori
Untuk mengatasi masalah pengelolaan air dan sampah organik, kelompok KKN Desa Buriko membuat biopori. Lubang resapan ini membantu meningkatkan daya serap tanah, mencegah genangan air, serta menjadi tempat alami penguraian sampah organik.
Program ini tidak hanya sekadar inovasi, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi warga agar lebih memahami manfaat teknologi tepat guna dalam pertanian. Selain itu, inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap bahan kimia yang selama ini sering digunakan.
Koordinator Desa (Kordes) Ahmad Rendi Samsu menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. “Pemateri yang memberikan sosialisasi kemarin relevan dengan bidang keilmuannya. Selain itu, Pak Desa juga mendukung penuh karena selama ini masyarakat masih cenderung menggunakan bahan kimia dalam pertanian,” ungkapnya.
Melalui ketiga program ini, kelompok KKN Desa Buriko berharap dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Semua kegiatan dilakukan dengan melibatkan warga secara aktif sebagai bentuk kolaborasi dan edukasi.