Inilah Alasan Mengapa Banyak Perusahaan Memecat Generasi Z

Wamanews.id, 27 Oktober 2024 – Belakangan ini, keluhan dari lulusan baru atau fresh graduate, terutama dari Generasi Z, yang merasa sulit mendapatkan pekerjaan semakin sering terdengar. Kondisi ini tampaknya bukan sekadar keluhan biasa.
Berdasarkan laporan terbaru, banyak perusahaan mulai ogah mempekerjakan karyawan dari generasi ini. Bahkan, survei menunjukkan bahwa enam dari 10 perusahaan telah memecat Gen Z yang baru mereka rekrut. Apa yang sebenarnya terjadi?
Platform konsultasi pendidikan dan karier, Intelligent, baru-baru ini merilis laporan yang mengejutkan. Data menunjukkan bahwa sekitar 60% perusahaan telah memecat fresh graduate dari Generasi Z yang mereka rekrut pada tahun ini.
Mengapa banyak perusahaan memutuskan untuk melepas para karyawan muda ini begitu cepat? Jawabannya ternyata berkaitan dengan beberapa masalah yang berulang di kalangan Gen Z dalam dunia kerja.
Menurut perusahaan yang terlibat dalam survei, sejumlah alasan mendasari keputusan ini. Beberapa penyebab utama yang dilaporkan meliputi kurangnya motivasi, kurangnya profesionalisme, hingga keterampilan komunikasi yang buruk. Banyak lulusan baru mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan dunia kerja yang lebih menuntut dan berbeda jauh dari kehidupan akademik.
Huy Nguyen, Kepala Penasihat Pengembangan Karier dan Pendidikan di Intelligent, menjelaskan bahwa banyak fresh graduate yang belum siap menghadapi dinamika dunia kerja.
“Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan kerja yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang lebih mandiri,” ungkapnya.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Generasi Z adalah mengelola beban kerja yang berat. Tidak sedikit dari mereka yang kesulitan dalam mengatur waktu dan tugas, sering terlambat, serta tidak berpakaian atau berbicara dengan pantas di tempat kerja. Hal ini menimbulkan kesan kurang profesional di mata manajer perekrutan.
Survei lainnya yang dilakukan oleh ResumeTemplates pada April 2024, juga menemukan bahwa pekerja Gen Z terlalu bergantung pada dukungan orang tua selama proses pencarian kerja mereka. Sekitar 70% Gen Z mengaku meminta bantuan orang tua saat melamar pekerjaan, bahkan 25% di antaranya membawa orang tua mereka ke wawancara.
Fenomena ini tentu saja dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi perusahaan yang menginginkan karyawan yang mandiri dan siap bekerja secara profesional.
Berdasarkan survei Intelligent, ada 10 alasan utama mengapa perusahaan memutuskan untuk memecat karyawan dari Generasi Z:
- Kurangnya motivasi atau inisiatif (50%)
- Kurangnya profesionalisme (46%)
- Keterampilan berorganisasi yang buruk (42%)
- Keterampilan komunikasi yang buruk (39%)
- Kesulitan menerima feedback (38%)
- Kurangnya pengalaman kerja yang relevan (38%)
- Keterampilan pemecahan masalah yang buruk (34%)
- Keterampilan teknis yang tidak memadai (31%)
- Ketidakcocokan budaya (31%)
- Kesulitan bekerja dalam tim (30%)
Dari daftar ini, terlihat jelas bahwa sebagian besar masalah yang dihadapi Gen Z di tempat kerja terkait dengan motivasi, profesionalisme, dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan kerja yang dinamis.
Meski laporan ini menunjukkan banyak tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z, bukan berarti semua harapan hilang. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh Gen Z untuk meningkatkan peluang mereka diterima dan berhasil dalam dunia kerja.
Perusahaan menekankan bahwa kualitas-kualitas berikut sangat dihargai dalam diri fresh graduate:
- Memiliki inisiatif: Karyawan yang proaktif dan tidak menunggu instruksi untuk menyelesaikan tugas memiliki nilai lebih di mata perusahaan.
- Sikap positif: Optimisme dan semangat dalam menghadapi tantangan adalah modal penting bagi setiap karyawan baru.
- Etos kerja yang kuat: Bekerja keras dan konsisten adalah salah satu kunci kesuksesan dalam dunia profesional.
- Mudah beradaptasi: Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat di lingkungan baru sangat diperlukan, terutama di era perubahan yang cepat seperti sekarang.
- Terbuka terhadap masukan: Menerima kritik dengan baik dan berusaha untuk memperbaiki diri adalah tanda kedewasaan dan profesionalisme.
- Tepat waktu dan dapat diandalkan: Kedisiplinan dalam manajemen waktu menunjukkan komitmen dan tanggung jawab.
- Keterampilan teknis yang solid: Penguasaan teknologi dan keterampilan yang relevan dengan industri sangat penting untuk menunjang performa kerja.
- Keterampilan interpersonal yang baik: Kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan tim sangat penting dalam budaya kerja modern.
- Pengalaman magang: Magang dapat memberikan wawasan praktis yang tidak bisa didapatkan di bangku kuliah.
- Pengalaman kerja: Pengalaman kerja, meski hanya freelance atau proyek kecil, sangat dihargai oleh pemberi kerja.
- Media sosial yang sesuai dengan pekerjaan: Jejak digital yang profesional dapat meningkatkan kepercayaan perusahaan terhadap kandidat.
- Hindari politik di tempat kerja: Terlalu terlibat dalam drama politik kantor bisa merugikan karier.
Meskipun banyak tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z dalam dunia kerja, ada banyak cara bagi mereka untuk meningkatkan diri dan menunjukkan nilai tambah kepada perusahaan. Dengan berfokus pada pengembangan keterampilan komunikasi, profesionalisme, dan kemandirian, Gen Z dapat memposisikan diri sebagai kandidat yang kuat di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan