Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

SulSel

Bawaslu dan KPU Sulsel Genjot Partisipasi Pemilih di Pilkada Serentak

Wamanews.id, 8 Agustus 2024 – Menjelang Pilkada Serentak 2024, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan terus berupaya meningkatkan partisipasi pemilih.

Dalam sebuah diskusi yang digelar di warung kopi Megazone pada Rabu, 7 Agustus 2024, kedua lembaga penyelenggara pemilu ini sepakat bahwa sosialisasi yang efektif menjadi kunci untuk mencapai target partisipasi pemilih yang tinggi.

Saiful Jihad, anggota Bawaslu Sulsel, menyoroti pentingnya peran sosialisasi dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Menurutnya, penyelenggara pemilu perlu lebih kreatif dan inovatif dalam menjangkau masyarakat, terutama generasi muda.

“Sosialisasi yang selama ini dilakukan belum maksimal. Kita perlu membuat program-program yang menarik dan relevan dengan minat masyarakat, terutama generasi muda,” ujar Saiful.

Ia juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik terhadap proses pemilu. “Partisipasi tidak hanya sekedar hadir di TPS, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam mengawal seluruh proses demokrasi. Kita perlu membangun kepercayaan publik agar mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab atas proses pemilu,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Hasruddin, anggota KPU Sulsel, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih. KPU telah melakukan sosialisasi hingga tingkat desa dan bahkan akan menggelar acara Demokrasi RUN pada 18 Agustus mendatang dengan target peserta mencapai 18 ribu orang.

“Kami optimistis target partisipasi 80% dapat tercapai. Kami telah menerapkan berbagai strategi, termasuk sosialisasi yang intensif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat,” ungkap Hasruddin.

Mantan Ketua KPU Sulsel, Mappinawang, turut memberikan masukan terkait pentingnya peran media dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Menurutnya, media memiliki peran yang sangat strategis dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

“Media harus berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya berpartisipasi dalam pemilu. Namun, dalam menyampaikan informasi, media juga harus memperhatikan etika jurnalistik dan mengedepankan kebenaran,” kata Mappinawang.

Meskipun kedua lembaga penyelenggara pemilu telah melakukan berbagai upaya, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

  • Apatisme pemilih: Banyak masyarakat yang merasa apatis dan tidak peduli dengan politik.
  • Kurangnya informasi: Masyarakat masih banyak yang kurang memahami tentang proses pemilu dan hak-hak mereka sebagai pemilih.
  • Akses yang terbatas: Masyarakat di daerah terpencil mungkin kesulitan mengakses informasi dan tempat pemungutan suara.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya seperti:

  • Meningkatkan literasi politik: Melalui sosialisasi yang kreatif dan inovatif, masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya berpartisipasi dalam pemilu.
  • Mempermudah akses pemilih: Fasilitas pemungutan suara perlu dipermudah, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, penyandang disabilitas, dan pemilih di daerah terpencil.
  • Meningkatkan kepercayaan publik: Penyelenggara pemilu perlu bekerja sama dengan semua pihak untuk membangun kepercayaan publik terhadap proses pemilu.

Peningkatan partisipasi pemilih merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan demokrasi yang berkualitas. Melalui kerja sama antara Bawaslu, KPU, dan berbagai pihak terkait, diharapkan target partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 dapat tercapai.

Penulis

Related Articles

Back to top button