Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Lifestyle

Psikolog Ungkap Tantangan Serius Gen Alfa di Era Digital, Termasuk Kecanduan Gawai

Wamanews.id, 23 Juli 2025 – Generasi Alfa, anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 dan tumbuh besar di tengah gemuruh teknologi digital, kini dihadapkan pada serangkaian tantangan unik yang belum pernah dialami generasi sebelumnya. 

Para psikolog mulai menyoroti fenomena ini, mengidentifikasi beberapa isu krusial yang perlu mendapat perhatian serius dari orang tua dan masyarakat. Salah satu tantangan terbesar yang muncul adalah potensi kecanduan gawai yang kian mengkhawatirkan.

Psikolog menekankan bahwa kecanduan gawai bukan lagi sekadar isu remeh, melainkan ancaman nyata bagi tumbuh kembang Generasi Alfa. Paparan berlebihan terhadap layar gadget, mulai dari smartphone, tablet, hingga konsol game, dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan anak.

Salah satu dampak paling kentara adalah gangguan pada perkembangan sosial-emosional. Anak-anak yang terlalu sering berinteraksi dengan gawai cenderung kesulitan dalam mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal langsung, empati, dan pemahaman isyarat non-verbal. 

Mereka mungkin lebih nyaman berinteraksi melalui layar ketimbang tatap muka, yang pada gilirannya dapat menghambat kemampuan mereka membangun relasi sosial yang sehat di dunia nyata.

Selain itu, kecanduan gawai juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental. Kurangnya aktivitas fisik karena terlalu asyik bermain gawai dapat memicu obesitas dan masalah postur tubuh. Di sisi mental, paparan konten yang tidak sesuai usia, cyberbullying, serta tekanan media sosial dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, bahkan depresi pada anak.

Selain kecanduan gawai, psikolog juga mengidentifikasi beberapa tantangan lain yang dihadapi Generasi Alfa:

  1. Rentang Perhatian yang Memendek: Arus informasi yang cepat dan stimulasi visual yang konstan dari gawai membuat anak-anak kesulitan mempertahankan fokus pada satu tugas dalam jangka waktu lama. Mereka terbiasa dengan gratifikasi instan dan cenderung mudah bosan.
  2. Keterampilan Pemecahan Masalah Menurun: Ketergantungan pada search engine dan aplikasi instan membuat anak kurang terlatih untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah secara mandiri. Mereka terbiasa mencari jawaban cepat daripada melalui proses berpikir yang mendalam.
  3. Masalah Tidur: Paparan cahaya biru dari layar gawai sebelum tidur dapat mengganggu produksi hormon melatonin, menyebabkan kesulitan tidur dan kualitas tidur yang buruk. Kurang tidur tentu berdampak pada konsentrasi, mood, dan kesehatan secara keseluruhan.
  4. Isolasi Sosial: Meskipun terhubung secara virtual, Gen Alfa rentan terhadap isolasi sosial di dunia nyata. Mereka mungkin memiliki banyak “teman” online, tetapi sedikit teman untuk berinteraksi langsung atau melakukan kegiatan fisik bersama.
  5. Perbandingan Sosial dan Tekanan Daring: Media sosial, meski sering dianggap platform hiburan, dapat menciptakan tekanan psikologis. Anak-anak rentan membandingkan diri dengan standar yang seringkali tidak realistis di dunia maya, memicu rasa tidak percaya diri atau kecemasan.

Menghadapi tantangan ini, peran orang tua, pendidik, dan lingkungan sangatlah krusial. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Batasi Waktu Layar: Terapkan aturan tegas mengenai durasi penggunaan gawai dan pastikan ada waktu bebas gawai, terutama sebelum tidur dan saat makan.
  • Arahkan ke Konten Edukatif: Dampingi anak dalam memilih konten yang bermanfaat dan mendidik, serta ajak mereka berinteraksi aktif dengan konten tersebut.
  • Dorong Aktivitas Fisik dan Sosial: Ajak anak-anak untuk bermain di luar, berolahraga, dan berinteraksi langsung dengan teman sebaya.
  • Teladani Perilaku Sehat: Orang tua adalah role model utama. Tunjukkan penggunaan gawai yang bijak dan seimbang.
  • Bangun Komunikasi Terbuka: Ciptakan ruang aman bagi anak untuk bercerita tentang pengalaman mereka di dunia maya, termasuk jika ada masalah.

Memahami tantangan Generasi Alfa adalah langkah awal untuk membantu mereka tumbuh optimal di era digital ini. Dengan perhatian dan bimbingan yang tepat, diharapkan Generasi Alfa dapat memanfaatkan teknologi secara positif tanpa kehilangan esensi kemanusiaan dan kemampuan berinteraksi di dunia nyata.

Penulis

Related Articles

Back to top button