Bukan Cuma Kerja Keras, Ini 8 Rahasia Mengapa Banyak Keturunan Tionghoa Jadi Pengusaha Tajir

Wamanews.id, 20 April 2025 – Pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa banyak pengusaha sukses di Indonesia maupun dunia berasal dari keturunan Tionghoa? Dari jajaran miliarder Tanah Air versi Forbes, lima besar didominasi oleh nama-nama pengusaha berdarah China yang berhasil membangun kerajaan bisnis dari nol.
Fakta ini bukan kebetulan. Ada prinsip hidup dan warisan budaya mendalam yang membentuk mental pengusaha Tionghoa, dan inilah yang membuat mereka berbeda dalam menghadapi dunia bisnis.
John Kao, seorang peneliti dan pengusaha yang karyanya dipublikasikan di Harvard Business Review, berhasil menemukan benang merah dari keberhasilan ini. Ia mewawancarai lebih dari 150 pengusaha keturunan China dari berbagai belahan dunia. Hasilnya, hampir semuanya memiliki pola pikir yang kuat, dipengaruhi oleh nilai-nilai Konfusianisme dan pengalaman sejarah pahit yang mereka dan keluarganya alami.
Sekitar 90 persen dari pengusaha yang diteliti Kao adalah generasi pertama dari keluarga imigran, banyak di antaranya lari dari China karena perang. Sebagian pernah mengalami revolusi kebudayaan, kehilangan rumah, harta benda, bahkan identitas.
Dalam kondisi tertekan dan penuh ketidakpastian, bisnis menjadi satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Dari situlah, lahir semangat dan etos kerja yang luar biasa kuat. Mereka belajar untuk tidak bergantung pada siapa pun kecuali keluarga, dan bekerja siang malam demi masa depan yang lebih baik.
Dari hasil riset Kao, berikut adalah 8 prinsip hidup yang dipegang erat oleh pengusaha keturunan Tionghoa, yang membuat mereka terus bertumbuh bahkan di tengah krisis:
- Hemat adalah kunci kelangsungan hidup.
Mereka diajarkan untuk tidak berfoya-foya, seberapa pun besar penghasilan yang dimiliki. - Menabung sebanyak mungkin.
Uang yang disimpan bukan hanya untuk masa depan, tapi juga sebagai benteng menghadapi risiko usaha. - Kerja keras tanpa kompromi.
Setiap peluang dianggap berharga dan tidak ada waktu untuk bermalas-malasan. - Percaya hanya pada keluarga.
Sistem kepercayaan mereka sangat eksklusif. Bisnis lebih sering dipercayakan kepada saudara sendiri. - Prioritaskan pendapat keluarga.
Bahkan jika tidak kompeten, suara keluarga sering lebih dipertimbangkan ketimbang profesional luar. - Patriarki tetap dominan.
Posisi pimpinan bisnis kerap dipercayakan kepada laki-laki dalam keluarga untuk menjaga stabilitas. - Investasi berbasis kedekatan.
Mereka cenderung hanya berinvestasi pada jaringan yang sudah dikenal. - Utamakan aset nyata.
Properti, emas, dan sumber daya alam dianggap lebih aman daripada sekuritas atau aset digital.
Tak heran jika sebagian besar pengusaha keturunan Tionghoa memulai bisnis mereka di sektor yang menghasilkan barang nyata seperti real estate, pelayaran, atau ekspor-impor. Model bisnis seperti ini dianggap paling bisa dikendalikan dan diwariskan secara turun-temurun.
Menariknya, manajemen bisnis mereka mirip sistem kekaisaran China zaman dulu, di mana sang pemimpin adalah figur sentral dan semua keputusan besar tetap berada dalam lingkaran keluarga. Bahkan, di banyak perusahaan Asia, posisi strategis kerap diwariskan kepada anggota keluarga, bukan profesional luar.
“Lebih baik menjadi kepala ayam daripada ekor sapi besar.”
Pepatah ini sangat dikenal di kalangan pengusaha keturunan Tionghoa. Artinya, mereka lebih memilih menjadi pemilik bisnis kecil sendiri ketimbang harus menjadi bawahan di perusahaan besar.
Dalam konteks modern, pepatah ini mencerminkan semangat entrepreneurship dan kemandirian yang luar biasa. Tak peduli seberapa besar tantangan, mereka tetap memilih jalur mandiri dan percaya pada proses membangun dari bawah.
Kesuksesan para pengusaha keturunan Tionghoa bukanlah kebetulan atau keberuntungan belaka. Itu hasil dari pola pikir kuat, warisan nilai budaya yang disiplin, serta mental baja hasil tempaan sejarah yang tidak mudah.
Di era saat ini, nilai-nilai tersebut bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin membangun bisnis dari nol. Karena pada akhirnya, ketekunan, kedisiplinan, dan keyakinan pada nilai-nilai hidup akan menjadi fondasi paling kuat menuju sukses.