Modus Baru Narkoba: Sabu 2 Kg Diselundupkan di Payudara Lewat Bandara Makassar

Wamanews.id, 22 Juni 2025 – Operasi gabungan aparat penegak hukum di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar berhasil mengungkap fakta mencengangkan terkait modus penyelundupan narkotika.
Sebuah sindikat pengedar sabu-sabu dengan metode yang belum pernah terpikirkan sebelumnya menyembunyikan barang haram di dalam payudara akhirnya berhasil dibongkar. Sebanyak 2,024 kilogram sabu disita, dan delapan orang pelaku, termasuk narapidana di Lapas Kendari yang diduga sebagai otak di balik pemesanan, berhasil diringkus.
Pengungkapan kasus ini merupakan prestasi gemilang bagi tim gabungan dari Bea Cukai dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan. Upaya penyelundupan narkoba jenis sabu ini terbilang berani dan licik, dengan melibatkan enam wanita sebagai kurir utama yang membawa sabu dengan cara yang sangat tidak biasa.
Modus yang digunakan para kurir wanita ini telah mengejutkan banyak pihak. Mereka memanfaatkan area payudara untuk menyembunyikan paket-paket sabu seberat lebih dari 2 kilogram. Detil bagaimana mereka melakukannya, apakah melalui implan khusus atau teknik penyembunyian lain yang sangat rapi, masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Namun, hal ini jelas menunjukkan tingkat profesionalisme dan kekejaman sindikat dalam mencari celah untuk meloloskan barang haramnya.
Penyelidikan awal yang dilakukan aparat mengarah pada kesimpulan bahwa sindikat ini merupakan jaringan internasional dengan Malaysia sebagai titik asal narkoba. Ini sekali lagi menegaskan bahwa ancaman narkoba telah melintasi batas-batas geografis, menuntut kerjasama lintas negara dalam pemberantasannya.
Yang membuat kasus ini semakin rumit dan menarik adalah terkuaknya keterlibatan pihak yang tak terduga.
Selain enam wanita dan dua pria yang ditangkap di lapangan, aparat juga telah menetapkan satu orang sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO). Namun, yang paling mengejutkan, diduga kuat salah satu otak atau pemesan utama dari sindikat ini adalah seorang narapidana wanita yang saat ini tengah menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kendari.
“Juga salah satunya kita sudah tetapkan DPO, kemudian ada juga jaringan dari lapas yang ada di Kendari,” demikian disampaikan pihak aparat. Keterlibatan narapidana dari dalam Lapas menunjukkan tantangan besar bagi sistem penegakan hukum dan pemasyarakatan di Indonesia. Fenomena ini menggarisbawahi perlunya pengawasan ketat dan pembersihan jaringan narkoba dari balik jeruji besi.
Bandara Sultan Hasanuddin, sebagai salah satu gerbang utama di wilayah timur Indonesia, memang sering menjadi sasaran empuk bagi penyelundupan narkoba. Namun, dengan modus yang sangat unik dan tersembunyi seperti ini, keberhasilan Bea Cukai dan BNNP Sulsel patut diapresiasi tinggi. Ini membuktikan efektivitas sistem deteksi dan kejelian petugas di lapangan, yang mampu membongkar metode penyelundupan yang tidak konvensional.
Pengungkapan sindikat ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memberantas jaringan narkoba hingga ke akar-akarnya, tidak hanya di tingkat kurir dan pemesan, tetapi juga membongkar otak-otak besar di baliknya, baik yang beroperasi di luar maupun dari dalam lembaga pemasyarakatan.
Sinergi antara berbagai instansi penegak hukum dan dukungan penuh dari masyarakat adalah kunci utama dalam memerangi kejahatan narkoba yang terus mengancam masa depan bangsa.