Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

SulSel

Kekerasan Perang Kelompok di Makassar Kembali Makan Korban, Motor Driver Ojol Dibakar 

Wamanews.id, 23 September 2025 – Kekerasan perang kelompok yang kerap terjadi di Makassar kembali menelan korban dari kalangan masyarakat sipil yang tak berdosa. Insiden terbaru menimpa Saripa, seorang driver ojek online (ojol), yang harus menyaksikan motornya satu-satunya sumber penghasilan keluarga hangus dibakar massa saat bentrokan pecah di kawasan Jalan Tinumbu, Lorong 148, Kecamatan Tallo, Selasa (23/9/2025) dini hari.

Kejadian ini dimulai ketika situasi sempat terkendali setelah aparat kepolisian tiba di lokasi untuk melakukan mediasi. Namun, saat polisi meninggalkan lorong, para pelaku penyerang kembali datang tanpa ada lawan yang menghadang. Menurut Saripa, mereka datang dengan jumlah yang banyak. “Pas kosong lorong, polisi pergi, datangi lagi menyerang. Tidak ada lawannya, anak Layang. Banyak menyerang,” ungkapnya.

Kerusakan yang diakibatkan tidak hanya menimpa motor milik Saripa dan suaminya. Berdasarkan penuturan Saripa, gerobak bakso milik tetangganya juga turut dirusak oleh para pelaku. Ini menunjukkan betapa acaknya kekerasan yang dilakukan, melukai bukan hanya pihak-pihak yang bertikai, tetapi juga merusak properti warga tak bersalah yang kebetulan berada di lokasi.

Saripa, yang setiap hari mencari nafkah sebagai driver Grab, sangat terpukul atas insiden ini. Motor jenis Mio S yang menjadi modal utamanya kini hangus tak tersisa. Baginya, motor itu adalah nyawa keluarga. 

Bersama suaminya, Ismail (43), yang juga seorang driver ojol Maxim, mereka menopang kehidupan empat orang anak. Penghasilan harian mereka, yang berkisar Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per hari, harus cukup untuk membayar biaya kontrakan Rp 900 ribu per bulan, belum termasuk biaya listrik dan air.

Kerusakan pada motor ini telah menghentikan satu-satunya sumber pendapatan utama keluarga. Saripa kini hanya bisa pasrah dan menangis, memikirkan bagaimana ia bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya dan membayar biaya sewa kontrakan bulan depan. 

Ia telah melaporkan insiden ini ke Polrestabes Makassar, namun hingga kini ia mengaku masih menunggu tindak lanjut dari laporan tersebut.

Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bagi pemerintah dan aparat keamanan tentang urgensi untuk menangani akar permasalahan dari perang kelompok di Makassar. 

Insiden yang seharusnya dapat dicegah ini telah merenggut mata pencaharian sebuah keluarga yang berjuang keras untuk bertahan hidup. Tanpa intervensi yang lebih serius dan berkelanjutan, bukan tidak mungkin akan ada lebih banyak lagi korban dari masyarakat sipil yang harus menanggung akibat dari kekerasan yang tak berkesudahan ini.

Penulis

Related Articles

Back to top button