Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Internasional

Terjebak di Tengah Konflik Iran-Israel, WNI di Teheran Rasakan Ketegangan

Wamanews.id, 18 Juni – Situasi di Teheran makin mencekam sejak serangan udara Israel menghantam ibu kota Iran pada Jumat (13/06) dini hari.

Sejumlah WNI yang tinggal di kota tersebut menggambarkan kondisi penuh kecemasan dan kesulitan komunikasi.

“Saya cuma bisa minta doa,” ujar Fatimah, WNI yang sudah lama tinggal di Teheran, Selasa (17/06).

Ia mengatakan sedang tidur saat serangan pertama terjadi pukul 3 pagi.

“Hari Jumat itu libur, biasanya saya bangun siang,” tambahnya.

Fatimah mengaku panik dan segera menghubungi teman serta kerabat. Namun, sinyal dan internet sering hilang, membuat situasi makin menegangkan.

“Cukup stres menunggu kabar, sekarang ya sudah pasrah saja,” katanya. Ia menyebut suasana kota berubah drastis, terutama di malam hari ketika suara ledakan kerap terdengar.

Meski belum ada jam malam resmi, Fatimah melihat banyak pasukan keamanan berjaga. Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang sempat meminta warga Teheran keluar kota juga membuat warga makin resah.

Meski kemudian diralat, Fatimah menyebut serangan udara yang terus terjadi membuat situasi tak menentu.

“Namanya juga kondisi perang,” ujarnya.

Upaya untuk mengungsi pun tidak mudah. Kemacetan parah di jalan keluar kota serta pembatasan bahan bakar membuat banyak kendaraan kehabisan bensin di tengah jalan.

“Ada yang balik lagi karena kehabisan bensin,” jelas Fatimah.

Ia berharap WNI dan warga sipil Iran tidak menjadi korban konflik.

“Kami tidak bersalah, tidak seharusnya jadi korban kegilaan Netanyahu,” tegasnya.

Sementara itu, WNI lain menyebut ledakan terdengar hampir setiap malam. Ia menyarankan mengungsi sementara ke wilayah utara Iran seperti Gilan atau Mazandaran.

“Kami tetap berkoordinasi dengan KBRI, sejauh ini respons mereka baik,” katanya.

Di sisi lain, puluhan WNI yang sedang berziarah ke Tel Aviv juga terdampak akibat penutupan Bandara Ben Gurion.

Menurut Duta Besar RI untuk Yordania dan Palestina, Ade Padmo Sarwono, mereka sempat tertahan di perbatasan karena sirene peringatan rudal berbunyi.

Setelah proses panjang termasuk perpindahan bus dan pengurusan visa, mereka berhasil masuk ke Amman, Yordania.

“Sudah tiga hari di Amman. Insya Allah hari ini bisa terbang, kami masih pantau,” ujar Ade.

Penulis

Related Articles

Back to top button