Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Nasional

Prabowo-Gibran Usulkan Susu Ikan di Makan Siang Gratis, Berani Coba?

Wamanews.id, 13 September 2024 – Usulan penggantian susu sapi dengan susu ikan dalam program makan siang gratis yang digagas pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah memicu perdebatan hangat di masyarakat.

Meskipun gagasan ini mendapat dukungan dari beberapa pihak, namun tidak sedikit pula yang meragukan dan mengkritiknya.

Susu Ikan: Inovasi atau Alternatif yang Kurang Tepat?

Susu ikan, sebuah produk inovasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), diklaim memiliki kandungan protein tinggi yang berasal dari hidrolisat protein ikan (HPI). Produk ini digadang-gadang sebagai alternatif yang lebih terjangkau dan berkelanjutan dibandingkan susu sapi. Namun, gagasan ini menuai pro dan kontra di kalangan ahli gizi, masyarakat, dan para pemangku kepentingan.

Pendukung Susu Ikan:

  • Sumber protein alternatif: Susu ikan dianggap sebagai sumber protein yang baik, terutama bagi mereka yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap laktosa.
  • Meningkatkan nilai tambah ikan: Produksi susu ikan dapat membantu meningkatkan nilai tambah hasil perikanan dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
  • Ketersediaan bahan baku: Indonesia kaya akan sumber daya ikan, sehingga produksi susu ikan dapat lebih mudah dilakukan.

Penentang Susu Ikan:

  • Profil nutrisi yang berbeda: Susu ikan memiliki profil nutrisi yang berbeda dengan susu sapi. Beberapa ahli gizi khawatir bahwa susu ikan mungkin tidak menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan.
  • Penerimaan masyarakat: Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat terhadap rasa dan tekstur susu ikan.
  • Standarisasi produksi: Perlu adanya standar produksi yang jelas untuk memastikan kualitas dan keamanan susu ikan.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa susu ikan belum masuk dalam daftar menu makan gratis program Prabowo-Gibran. Namun, pihaknya terbuka untuk mempertimbangkan masukan tersebut.

“Semua yang baik pasti akan kami akomodir, tapi kami lihat. (Saat ini) kami belum ke arah situ,” kata Dadan.

Sebelum memutuskan untuk mengadopsi susu ikan sebagai bagian dari program makan siang gratis, beberapa hal perlu dipertimbangkan, antara lain:

  • Ketersediaan dan akses: Apakah susu ikan sudah tersedia secara luas dan terjangkau di seluruh daerah?
  • Penerimaan anak-anak: Apakah anak-anak akan menyukai rasa dan tekstur susu ikan?
  • Pendapat para ahli gizi: Perlu dilakukan kajian lebih lanjut oleh para ahli gizi untuk memastikan bahwa susu ikan memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak.
  • Edukasi masyarakat: Masyarakat perlu diberikan informasi yang jelas dan akurat tentang manfaat dan kandungan nutrisi susu ikan.

Ide untuk mengganti susu sapi dengan susu ikan dalam program makan siang gratis merupakan langkah yang inovatif. Namun, perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam dan komprehensif sebelum mengambil keputusan. Penting untuk memastikan bahwa pilihan yang diambil tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan dan gizi anak-anak.

Untuk menemukan solusi terbaik, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, para ahli gizi, produsen susu ikan, dan masyarakat. Melalui dialog dan diskusi yang terbuka, diharapkan dapat ditemukan formula yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak Indonesia.

Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan

Related Articles

Back to top button