Sejarah Nasi Kuning: Dari Hidangan Raja hingga Menu Sarapan Sehari-hari
Wamanews.id, 21 Agustus 2024 – Nasi kuning, hidangan berwarna kuning cerah yang kaya akan rempah, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia.
Lebih dari sekadar makanan, nasi kuning menyimpan sejarah panjang dan makna mendalam yang terjalin erat dengan budaya Nusantara.
Jejak sejarah nasi kuning dapat ditelusuri hingga zaman Kerajaan Majapahit. Pada masa itu, nasi kuning bukan sembarang hidangan, melainkan sajian istimewa yang hanya disajikan pada acara-acara khusus seperti upacara adat, keagamaan, dan pernikahan para bangsawan.
“Nasi kuning tumpeng, misalnya, memiliki makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat Jawa pada masa itu,” ujar Prof. Dr. Budi Santosa, ahli sejarah kuliner Indonesia. “Bentuk tumpeng yang meruncing ke atas melambangkan penghormatan kepada Sang Pencipta, sementara warna kuningnya melambangkan kemakmuran dan kesucian.”
Warna kuning pada nasi kuning berasal dari kunyit, rempah yang telah lama digunakan dalam masakan Nusantara. Selain memberikan warna yang menarik, kunyit juga dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan.
Dalam budaya Jawa, warna kuning melambangkan kemakmuran, kejayaan, dan keagungan. Warna ini juga dikaitkan dengan dewa-dewi yang dipuja oleh masyarakat Jawa pada masa lalu. Oleh karena itu, nasi kuning seringkali dijadikan sesaji atau persembahan kepada para dewa.
Seiring berjalannya waktu, nasi kuning mengalami perkembangan dan adaptasi. Nasi kuning tidak hanya disajikan pada acara-acara khusus, tetapi juga menjadi hidangan sehari-hari, terutama sebagai menu sarapan.
“Perubahan ini menunjukkan betapa fleksibelnya nasi kuning dalam beradaptasi dengan perubahan zaman,” tambah Prof. Budi Santosa. “Nasi kuning tetap menjadi bagian dari identitas kuliner Indonesia, namun dengan berbagai variasi dan inovasi.”
Meskipun berasal dari Jawa, nasi kuning telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan mengalami akulturasi dengan budaya setempat. Setiap daerah memiliki variasi nasi kuning dengan lauk pauk pendamping yang khas.
- Jawa: Nasi kuning Jawa umumnya disajikan dengan lauk pauk seperti telur dadar, ayam goreng, tempe orek, dan sambal.
- Sumatra: Nasi kuning Sumatra seringkali dilengkapi dengan rendang, sate, atau ikan goreng.
- Bali: Nasi kuning Bali memiliki ciri khas dengan penggunaan bumbu base genep yang kaya akan rempah.
Popularitas nasi kuning tidak hanya terbatas pada masyarakat Indonesia, tetapi juga telah dikenal di mancanegara. Nasi kuning seringkali dijadikan sebagai representasi kuliner Indonesia dalam berbagai acara internasional.
“Nasi kuning telah menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia yang diakui dunia,” ujar Chef Adi Ismanto, seorang koki terkenal yang sering menyajikan hidangan nasi kuning dengan sentuhan modern.
Dalam era globalisasi, penting bagi kita untuk melestarikan warisan kuliner seperti nasi kuning. Dengan terus mengembangkan dan memperkenalkan nasi kuning kepada generasi muda, kita dapat menjaga kelangsungan tradisi kuliner Nusantara.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan