Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Wajo

Tradisi Indonesia untuk Dunia: MQKI Wajo Jadi Representasi Warisan Intelektual Pesantren Global 

Wamanews.id, 3 Oktober 2025 – Di tengah perhelatan akbar Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional di Kabupaten Wajo, Biro Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI menggelar Dialog Media bertajuk Tradisi Indonesia untuk Dunia. 

Acara yang berlangsung hangat di Aula Hotel Sallo, Wajo, pada Jumat (3/10/2025), ini menegaskan posisi MQK bukan sekadar kompetisi, melainkan panggung diplomasi budaya dan intelektual Islam Nusantara di kancah global.

Dialog yang diinisiasi Kemenag Pusat bekerja sama dengan Tim Humas Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan ini menghadirkan tokoh kunci Kemenag, termasuk Sekretaris Jenderal Kemenag RI H. Kamaruddin Amin, Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Thobib Al Asyhar, serta Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Basnang Said.

Sekjen Kemenag RI, Kamaruddin Amin, menyampaikan pesan utama yang menjadi roh pelaksanaan MQKI ini. Ia menegaskan bahwa event ini adalah representasi nyata dari tradisi keilmuan Islam Nusantara yang telah mengakar selama berabad-abad. Tradisi inilah yang menjadi kekuatan dan kekayaan bagi peradaban dunia.

“Pesantren adalah warisan intelektual bangsa. 

MQK membawa pesan bahwa tradisi keilmuan ini tidak berhenti di Indonesia, melainkan ikut memberi warna bagi peradaban dunia,” ungkap Kamaruddin Amin di hadapan puluhan jurnalis lokal dan nasional.

Ia melanjutkan, Indonesia saat ini menjadi role model dalam merawat keberagaman dan menampilkan wajah agama yang damai serta berdampak nyata bagi kemajuan bangsa. Tradisi pesantren dengan moderasi beragama dan kajian kitab kuningnya, disebut Kamaruddin Amin, adalah salah satu kekuatan utama yang menjaga harmoni tersebut. Melalui MQKI, pesan tentang Islam yang ramah, damai, dan berilmu ini diekspor ke mancanegara.

Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag RI, Thobib Al Asyhar, menekankan pentingnya kehadiran dan peran media dalam dialog tersebut. Ia berharap para jurnalis dapat menjadi jembatan informasi yang efektif agar nilai-nilai luhur tradisi keilmuan pesantren yang diusung MQK dapat dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Tanpa jangkauan media, pesan diplomasi budaya yang diusung Kemenag melalui MQKI ini tidak akan dapat mencapai audiens global secara maksimal.

Dialog ini semakin diperkaya dengan hadirnya narasumber dari kalangan akademisi, Dr. H. Abdul Moqsith Ghozali(Pengurus PBNU), dan pandangan langsung dari peserta internasional, Mohamed Khairie Bin Mohamed Shalahudeen dari Brunei Darussalam. Kehadiran delegasi internasional tersebut membuktikan bahwa kajian kitab kuning ala pesantrenIndonesia masih relevan dan menarik perhatian dari berbagai negara.

Melalui forum Media Dialog ini, Kemenag berharap peran pesantren sebagai garda terdepan dalam merawat tradisi keilmuan Islam dapat semakin kokoh, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi peradaban dunia, membuktikan bahwa “Tradisi Indonesia untuk Dunia” adalah sebuah kenyataan.

Penulis

Related Articles

Back to top button