Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Nasional

MQKI 2025: Dari Wajo untuk Dunia, Pesantren As’adiyah Jadi Pusat Diplomasi dan Penggerak Ekonomi

Wamanews.id, 1 Oktober 2025 – Pondok Pesantren As’adiyah di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, bersiap mencatatkan sejarah sebagai tuan rumah perhelatan akbar Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional-Internasional (MQKNI) 2025. Mengusung semangat Dari Pesantren untuk Dunia,” acara ini dirancang sebagai festival megah yang memadukan intelektualisme Islam klasik, spiritualitas, dan komitmen terhadap isu-isu modern seperti lingkungan.

Perhelatan MQK International yang akan digelar pada 2-7 Oktober 2025 ini diperkirakan akan dihadiri oleh lebih dari 7.000 orang, termasuk perwakilan dari 10 negara Asia Tenggara dan 20 perwakilan dari negara-negara Islam di dunia. Skala acara ini menegaskan kiprah pondok pesantren sebagai aktor global.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren As’adiyah sekaligus Tenaga Ahli Menteri Agama, Bunyamin M. Yapid, mengungkapkan kebanggaannya bahwa As’adiyah, pesantren yang telah berdiri sejak tahun 1930 dan melahirkan banyak tokoh nasional, dipercaya menjadi tuan rumah. 

Baginya, ini adalah bukti nyata kehadiran negara dalam melestarikan warisan intelektual Islam klasik. “Pondok Pesantren As’adiyah sampai hari ini konsisten merawat kitab-kitab turats atau kitab klasik. Ini adalah sesuatu yang luar biasa,” imbuh dia.

Lebih jauh, Bunyamin menegaskan bahwa MQKNI 2025 akan memperkuat identitas pesantren di kancah yang lebih luas. “Ini sekaligus mempertegas identitas pesantren tidak hanya berkutat pada prospek religiusitas saja, tetapi juga telah hadir untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Kehadiran ribuan peserta, kafilah, dan tamu undangan diprediksi akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta usaha lokal di Wajo dan Sulawesi Selatan secara umum. 

Area Lapangan Merdeka Sengkang, yang disiapkan untuk expo kemandirian pesantren, menjadi bukti nyata perpaduan antara spiritualitas dan aktivitas ekonomi kerakyatan ini.

MQK International juga menjadi momentum strategis bagi As’adiyah untuk semakin dikenal di pentas global, di mana cabangnya telah tersebar hingga Sumatera, Kalimantan, dan bahkan perbatasan Malaysia di Sabah (Tawau). Direktur Pesantren Kementerian Agama RI sekaligus ketua panitia penyelenggara, Basnang Said, berharap kegiatan ini mampu menjadi corong dakwah dan jembatan memajukan pesantren.

“Harapannya agar pesantren bisa menjadi corong pemerintah dan bisa menjadi diplomasi. Pesantren Al Islam Rahmatan Lil Alamin, bagaimana kemudian pesantren menyampaikan pesan kepada dunia bahwa ada lembaga pendidikan Islam asli nusantara di Indonesia yang kemudian membangun pesantren,” kata Basnang. 

Pesan perdamaian ini akan diperkuat dengan agenda ekoteologi, yaitu program penanaman pohon yang akan dilaksanakan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar usai pembukaan pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Dengan segala persiapan yang telah dimatangkan, termasuk MC yang akan menggunakan tiga bahasa (Indonesia, Arab, dan Inggris), MQK International siap menjadi ajang yang tidak hanya memperebutkan prestasi dalam membaca kitab, tetapi juga merawat warisan peradaban Islam dan menebar pesan perdamaian untuk dunia, membuktikan bahwa gerakan dari pesantren bisa mendunia.

Penulis

Related Articles

Back to top button