Mitigasi Bencana Musim Hujan Sulsel Wajib Keterpaduan Pentahelix, Dimulai Oktober 2025

Wamanews.id, 27 September 2025 – Prediksi awal musim hujan 2025/2026 di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang akan dimulai pada Oktober hingga November mendatang, telah memicu seruan keras dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulsel. Alih-alih mengandalkan satu pihak, BPBD menyerukan model penanganan bencana yang komprehensif, terpadu, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat di bawah prinsip Pentahelix.
Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo, menyatakan bahwa meskipun sebagian besar wilayah diprediksi mengalami curah hujan normal hingga April 2026, adanya beberapa kabupaten/kota yang diprediksi berada dalam kategori di atas normal menjadi alarm bagi semua pihak. Peningkatan curah hujan ini secara inheren membawa risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang di dataran rendah dan tanah longsor di daerah perbukitan.
Amson Padolo menekankan bahwa penanganan kebencanaan merupakan “urusan bersama“ dan bersifat kolektif. “Dibutuhkan keterpaduan dari semua pihak,” tegasnya, merujuk pada prinsip Pentahelix yang mengintegrasikan lima unsur utama: pemerintah, akademisi, badan usaha/swasta, masyarakat, dan media. Model ini harus diimplementasikan secara optimal di Sulsel agar upaya mitigasi berjalan efektif.
BPBD menuntut pemangku kepentingan, terutama seluruh pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat, untuk segera melakukan tindakan-tindakan antisipatif dan kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan yang dimaksud harus mencakup aspek fisik dan sosial.
Secara fisik, langkah-langkah seperti normalisasi drainase, pemangkasan pohon yang rawan tumbang, dan edukasi bahaya longsor di kawasan perbukitan harus segera dilaksanakan. Secara sosial, koordinasi antar instansi dan pembentukan tim siaga bencana di tingkat komunitas menjadi penting.
Kenyataan bahwa bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor “kerap terjadi“ di beberapa kabupaten/kota setiap musim hujan tiba, menjadikan tindakan antisipatif ini sebagai kewajiban yang tidak bisa ditunda. Dengan dimulainya musim hujan pada Oktober, waktu yang tersisa untuk persiapan sangatlah terbatas.
Oleh karena itu, sinergi yang diusung dalam model Pentahelix menjadi kunci. Pemerintah kabupaten/kota diharapkan memimpin koordinasi, sementara masyarakat dituntut untuk proaktif membersihkan lingkungan dan melaporkan potensi risiko.
BPBD berharap kesiapsiagaan pemerintah daerah dan seluruh pemangku kebijakan dapat berjalan optimal. Dengan keterpaduan dan tanggung jawab bersama, dampak buruk dari bencana yang dipicu curah hujan tinggi, terutama di wilayah-wilayah yang diprediksi di atas normal, dapat diminimalisir. Ini adalah tugas bersama untuk memastikan Sulsel aman dan tangguh selama enam bulan ke depan di bawah ancaman badai dan banjir.







