Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Wajo

Krisis Air Ancam Produksi Padi di Wajo, Petani Desak Pembangunan Irigasi

Wamanews.id, 26 Juli 2024 – Kekeringan yang berkepanjangan dan ketergantungan pada hujan telah menjadi momok bagi para petani di Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo.

Hasil panen yang minim dan tidak menentu membuat mereka mendesak pemerintah daerah untuk segera membangun sistem irigasi yang memadai.

Kadir (28), salah seorang petani di Desa Tajo, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi persawahan di daerahnya. “Sawah milik keluarga saya hanya sekali setahun berproduksi, itupun jika musim hujan cukup. Padahal, kami sangat bergantung pada hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya penuh kesah.

Kondisi serupa dialami oleh ribuan petani lainnya di Majauleng. Ketergantungan pada sistem tadah hujan membuat mereka rentan terhadap perubahan iklim. Musim kemarau yang panjang menyebabkan tanah menjadi kering dan tandus, sehingga tanaman padi sulit tumbuh dengan baik.

Camat Majauleng, Andi Parawangsyah, membenarkan bahwa sebagian besar penduduk di wilayahnya berprofesi sebagai petani. “Hampir separuh dari total penduduk Majauleng menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Namun, potensi pertanian yang besar ini belum dapat dioptimalkan karena keterbatasan infrastruktur irigasi,” jelasnya.

Data Dinas Pertanian Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa luas lahan sawah di Kecamatan Majauleng mencapai 13.600 hektare. Sayangnya, lahan seluas itu hanya produktif saat musim hujan. Selama sembilan bulan lainnya, lahan tersebut menjadi tidak produktif dan bahkan sulit untuk ditanami jenis tanaman lain.

Di tengah kesulitan yang dihadapi para petani, muncul secercah harapan dengan adanya megaproyek Bendungan Paselloreng. Bendungan yang pernah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah kekurangan air di wilayah Wajo, termasuk Kecamatan Majauleng.

“Jika Bendungan Paselloreng sudah berfungsi optimal, kami yakin hasil panen petani akan meningkat secara signifikan. Potensi untuk melakukan panen dua atau bahkan tiga kali dalam setahun sangat terbuka,” ungkap Camat Andi Parawangsyah.

Masalah kekurangan air dan rendahnya produktivitas pertanian di Kabupaten Wajo bukanlah persoalan baru. Sejumlah faktor kompleks menjadi penyebabnya, antara lain:

  • Ketergantungan pada Sistem Tadah Hujan: Sistem irigasi yang belum memadai membuat petani sangat bergantung pada curah hujan. Perubahan iklim yang menyebabkan musim kemarau semakin panjang semakin memperparah kondisi ini.
  • Kurangnya Inovasi Pertanian: Petani di Wajo umumnya masih menggunakan teknologi pertanian yang sederhana. Padahal, dengan mengadopsi teknologi modern, seperti sistem pengairan tetes dan varietas unggul, produktivitas pertanian dapat ditingkatkan.
  • Akses Terbatas terhadap Kredit: Banyak petani yang kesulitan mendapatkan akses terhadap kredit perbankan untuk mengembangkan usahanya. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan untuk membeli bibit unggul, pupuk, dan peralatan pertanian lainnya.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan solusi yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Percepatan Pembangunan Infrastruktur Irigasi: Pemerintah daerah perlu memprioritaskan pembangunan sistem irigasi yang memadai untuk mengairi lahan pertanian di Wajo.
  • Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Petani perlu diberikan pelatihan dan penyuluhan tentang teknik budidaya yang baik, serta informasi mengenai varietas unggul dan teknologi pertanian modern.
  • Penguatan Kelembagaan Petani: Pembentukan kelompok tani dan koperasi dapat memperkuat posisi tawar petani dalam mengakses input produksi, teknologi, dan pasar.
  • Peningkatan Akses terhadap Kredit: Pemerintah perlu memberikan kemudahan bagi petani untuk mendapatkan akses terhadap kredit perbankan dengan suku bunga yang terjangkau.

Krisis air yang mengancam produksi padi di Kabupaten Wajo merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian dari semua pihak. Dengan dukungan pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi dan kesejahteraan petani di Wajo dapat ditingkatkan.

Related Articles

Back to top button