Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Uncategorized

Gibah atau Kritik? Banyak yang Sok Bijak tapi Sebenarnya Gibah!

Sering kali kita mendengar seseorang berkata, “Aku cuma mengkritik, kok, bukan gibah.” Tapi benarkah demikian? Dalam kehidupan sehari-hari, batas antara kritik dan gibah sering kali kabur. Banyak orang merasa berhak berbicara tentang orang lain dengan dalih memberi masukan, padahal yang mereka lakukan adalah membicarakan keburukan atau kekurangan seseorang tanpa sepengetahuannya.

Apa Itu Gibah dan Kritik?

⦁ Gibah adalah membicarakan keburukan atau kekurangan seseorang tanpa sepengetahuannya, meskipun apa yang dikatakan itu benar. Dalam banyak ajaran moral dan agama, gibah dianggap sebagai perbuatan tercela.

Gibah dan gosip dianggap tercela karena dapat menimbulkan dampak negatif, baik bagi individu yang dibicarakan maupun bagi pelakunya. Berikut beberapa alasan mengapa gibah dan gosip dianggap perbuatan yang tidak baik:

  1. Merusak Reputasi Orang Lain
    Membicarakan keburukan seseorang tanpa sepengetahuannya bisa membuat orang tersebut kehilangan kepercayaan dari lingkungan sekitar, meskipun apa yang dikatakan itu benar.
  2. Memicu Konflik dan Permusuhan
    Gibah dan gosip sering kali menjadi pemicu kesalahpahaman dan perselisihan. Informasi yang disebarkan bisa sampai ke orang yang bersangkutan dan menimbulkan sakit hati atau permusuhan.
  3. Tidak Memberikan Solusi
    Kritik yang sehat bertujuan untuk perbaikan, sedangkan gibah dan gosip hanya memperbincangkan kekurangan seseorang tanpa memberi solusi yang konstruktif.
  4. Membuang Waktu dan Energi
    Daripada membicarakan orang lain, waktu bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
  5. Bertentangan dengan Nilai Moral dan Agama
    Banyak ajaran agama yang melarang gibah dan gosip karena dianggap merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam Islam, misalnya, gibah disamakan dengan memakan bangkai saudara sendiri (QS Al-Hujurat: 12).

⦁ Kritik adalah bentuk masukan atau evaluasi yang membangun, disampaikan dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan sesuatu, bukan sekadar mencela.

Kenapa Banyak Orang Mengira Mereka Mengkritik Padahal Sedang Bergibah?

  1. Bungkus yang Manis – Kalimat seperti “Aku hanya ingin dia lebih baik” sering digunakan untuk membenarkan gibah.
  2. Berpura-pura Peduli – Gosip sering kali dibalut dalam kepedulian palsu. Misalnya, “Kasihan ya, dia kayaknya nggak sadar kalau kelakuannya gitu.”
  3. Ajang Mencari Validasi – Sering kali, gibah dilakukan untuk mencari teman sepemikiran dan membentuk aliansi sosial.
  4. Tidak Tahu Cara Kritik yang Benar – Kritik harus berdasarkan fakta, objektif, dan disampaikan langsung ke orang yang bersangkutan, bukan dibicarakan di belakang.

Ciri-Ciri Kritik yang Sehat
⦁ Disampaikan langsung ke orangnya dengan cara yang baik.
⦁ Berdasarkan data dan fakta, bukan sekadar asumsi atau opini pribadi.
⦁ Ada solusi atau saran perbaikan yang jelas.
⦁ Tidak menghakimi atau merendahkan, melainkan membangun.

Jangan sampai kita merasa sudah bersikap bijak, padahal hanya sedang menggosip. Sebelum berbicara tentang orang lain, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ini kritik atau hanya gibah terselubung?” Jika ingin mengkritik, pastikan dilakukan dengan cara yang benar dan membangun. Jika hanya ingin bergosip, lebih baik diam dan fokus memperbaiki diri sendiri.

Penulis

Related Articles

Back to top button