Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Wajo

Banjir Parah Kembali Melanda Wajo, Ribuan Warga Terdampak

Wamanews.id, 9 Agustus 2024 – Musibah banjir kembali melanda Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada awal Agustus 2024. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari telah menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam pemukiman warga.

Dilansir dari keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 10.752 jiwa terdampak akibat banjir ini. Setidaknya 3.173 unit rumah dilaporkan terendam oleh air dengan ketinggian mencapai 120 centimeter.

Banjir pertama kali dilaporkan terjadi pada Sabtu, 3 Agustus 2024. Meskipun sempat surut, intensitas hujan yang tinggi kembali menyebabkan debit air sungai meningkat drastis pada Selasa, 6 Agustus 2024. Sungai Awo dan Siwa yang tidak mampu menampung volume air yang besar akhirnya meluap dan menggenangi pemukiman warga di 10 desa, di antaranya Desa Lompolong, Kaluku, Alesilurung, Jauh Pandang, Tanrongi, Lacinde, Kelrahan Tobarakka, Benteng, Bulete, dan Siwa.

Pemerintah Kabupaten Wajo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan sejumlah upaya untuk menanggulangi dampak banjir ini. Tim gabungan telah diterjunkan ke lapangan untuk melakukan asesmen dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.

“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan melakukan asesmen di lapangan,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Meskipun banjir saat ini sudah mulai surut, BNPB mengimbau masyarakat Kabupaten Wajo, khususnya warga Kecamatan Pitumpanua, untuk tetap waspada. Prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan potensi hujan masih tinggi di wilayah tersebut.

Banjir yang melanda Wajo tidak hanya menyebabkan kerusakan rumah dan harta benda warga, tetapi juga berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Warga yang terdampak banjir sangat rentan terhadap penyakit seperti diare, penyakit kulit, dan penyakit menular lainnya.

Selain itu, banjir juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat, seperti sekolah, bekerja, dan beribadah. Hal ini tentunya berdampak pada perekonomian masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Untuk mengurangi dampak buruk banjir di masa mendatang, perlu dilakukan berbagai upaya, antara lain:

  • Peningkatan sistem drainase: Pembangunan saluran drainase yang memadai dapat membantu mengurangi risiko banjir.
  • Reboisasi: Penanaman kembali hutan di daerah hulu dapat membantu menyerap air hujan dan mencegah erosi tanah.
  • Pembangunan tanggul: Pembangunan tanggul di sepanjang sungai dapat berfungsi sebagai pelindung dari luapan air sungai.
  • Sosialisasi dan edukasi: Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Musibah banjir yang melanda Wajo menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya gotong royong dan kepedulian terhadap sesama. Mari kita bersama-sama membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana ini.

Related Articles

Back to top button