Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

SulSel

Warga Sulsel Resah Akibat Maraknya Peredaran Uang Palsu dari UIN Alauddin Makassar

Wamanews.id, 25 Desember 2024 – Peredaran uang palsu kembali membuat resah warga Sulawesi Selatan setelah sejumlah laporan terkait penemuan uang palsu di beberapa daerah mencuat. Kasus ini menjadi perhatian serius setelah dikaitkan dengan insiden uang palsu yang sebelumnya menghebohkan di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin.

Beberapa warga melaporkan bahwa uang palsu tersebut ditemukan di berbagai tempat, termasuk dari penarikan melalui mesin ATM. Salah satu kasus yang menonjol terjadi di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa. Seorang warga yang menarik uang tunai pecahan Rp100 ribu senilai Rp5 juta dari ATM sebuah bank pelat merah mendapati bahwa sebagian uang yang diterimanya ternyata palsu.

Kejadian serupa dialami oleh Ardi, seorang guru dari Desa Rumbia, Kabupaten Jeneponto, yang menerima uang palsu sebagai bagian dari gajinya.

Ardi, yang mengajar di Yayasan Babul Ilmi, menemukan kejanggalan pada salah satu lembar uang pecahan Rp100 ribu yang diterimanya. “Kalau diterawang, ujungnya bisa terbelah,” ujar Ardi dalam sebuah video yang viral di media sosial. Bendahara yayasan yang menarik uang tunai dari bank mengaku tidak menyadari adanya uang palsu dalam jumlah yang dicairkan.

Sanurung, paman Ardi, mengonfirmasi insiden tersebut yang terjadi pada 17 Desember 2024. Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meluasnya peredaran uang palsu di Jeneponto. “Ini sangat mengkhawatirkan, karena kejadian seperti ini bisa merugikan banyak pihak,” ujarnya.

Tidak hanya di Jeneponto, kasus serupa juga dilaporkan di Kabupaten Tana Toraja. Dalam sebuah gereja di Makale, uang palsu ditemukan di pundi persembahan pada Minggu, 22 Desember 2024. Jefri, seorang pemuda gereja, mengatakan bahwa uang pecahan Rp100 ribu tersebut diduga palsu karena warnanya berbeda dan ujungnya bisa dikupas. “Saat dihitung, jemaat terkejut karena salah satu uang terlihat berbeda dan bisa terkelupas di ujungnya,” jelas Jefri.

Kasus ini mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian. Kapolres Jeneponto AKBP Widi Setiawan menyatakan bahwa tim penyelidik telah diterjunkan untuk menelusuri asal-usul uang palsu tersebut. Sementara itu, di Tana Toraja, pihak kepolisian telah mengamankan uang yang diduga palsu untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Deputi Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan, Ricky Satria, turut memberikan penjelasan terkait kejadian ini. Ia menegaskan bahwa uang yang keluar dari mesin ATM dijamin keasliannya karena telah melalui proses pengecekan yang ketat.

“Semua uang di ATM memiliki parameter keamanan yang sangat kompleks. Jadi, kemungkinan uang palsu dari ATM sangat kecil,” ungkap Ricky.

Ricky juga mengingatkan masyarakat untuk selalu melakukan pengecekan uang dengan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Ia menambahkan bahwa edukasi ini terus disosialisasikan untuk mencegah masyarakat menjadi korban peredaran uang palsu.

“Jika masyarakat menemukan uang yang diragukan keasliannya, segera laporkan ke pihak berwenang atau bank terdekat,” imbaunya.

Peredaran uang palsu ini menjadi perhatian besar mengingat dampaknya yang signifikan terhadap perekonomian lokal dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Kejadian ini juga mendorong otoritas terkait untuk memperkuat pengawasan dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ciri-ciri uang asli.

Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan setiap kejadian mencurigakan kepada pihak berwajib. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan peredaran uang palsu ini dapat segera dihentikan sehingga tidak lagi merugikan masyarakat Sulawesi Selatan.

Penulis

Related Articles

Back to top button