Tokoh Agama Wajo Serukan Pilkada Sulsel Bersih dan Damai Tanpa Politik Uang

Wamanews.id, 17 Oktober 2024 – Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2024, seruan untuk menjaga kebersihan dan kejujuran proses demokrasi semakin menggema.
Salah satu tokoh agama yang aktif menyuarakan hal tersebut adalah KH. Muhyiddin Tahir, Wakil Ketua Pondok Pesantren (Ponpes) As’adiyah Kabupaten Wajo. Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk turut berperan aktif dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) selama berlangsungnya pemilu.
Menurut KH. Muhyiddin, pemilu yang bersih, damai, dan bermartabat tidak mungkin terwujud tanpa kerja sama dan komitmen dari semua pihak. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara masyarakat, tokoh agama, dan elemen-elemen lainnya untuk menjaga proses demokrasi tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika politik yang luhur.
“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok-kelompok masyarakat seperti organisasi kemasyarakatan, tim sukses, serta relawan, untuk berkomitmen menjaga situasi Kamtibmas selama pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2024. Mari kita jaga agar proses pemilu ini berjalan aman dan damai,” ujar KH. Muhyiddin dalam sebuah acara sosialisasi di Kabupaten Wajo.
Selain itu, KH. Muhyiddin juga menekankan pentingnya perlawanan terhadap penyebaran hoaks dan ujaran kebencian yang sering muncul selama masa kampanye. Ia mengingatkan bahwa berita palsu yang beredar di media sosial atau di lingkungan masyarakat dapat merusak tatanan demokrasi dan memecah belah persatuan bangsa.
“Stop penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian. Ini adalah hal yang sangat penting. Mari kita jaga bersama agar proses demokrasi ini berjalan dengan jujur, terbuka, dan bermartabat,” tegasnya.
Hoaks dan ujaran kebencian memang kerap kali menjadi alat politik yang merusak integritas pemilu. Menurut KH. Muhyiddin, masyarakat harus semakin cerdas dalam menyaring informasi yang mereka terima, terutama di era digital seperti saat ini.
Salah satu hal yang menjadi perhatian serius KH. Muhyiddin adalah praktik politik uang, yang sering kali mencederai nilai-nilai demokrasi. Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak tergoda oleh tawaran politik uang dalam bentuk apapun, karena hal tersebut akan merusak integritas pemilu dan melahirkan pemimpin yang tidak amanah.
“Kami menyerukan kepada seluruh masyarakat, jangan sampai ada yang terlibat atau tergoda oleh politik uang. Ini adalah racun bagi demokrasi kita, yang hanya akan melahirkan pemimpin yang tidak amanah,” jelas KH. Muhyiddin.
Ia juga menegaskan bahwa godaan politik uang tidak hanya akan merugikan masyarakat secara jangka pendek, tetapi juga akan berakibat pada buruknya kualitas kepemimpinan di masa depan. Karena itu, masyarakat diminta untuk memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, visi, dan komitmen mereka terhadap rakyat, bukan karena iming-iming materi.
KH. Muhyiddin juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan pandangan politik. Menurutnya, stabilitas dan keamanan negara sangat tergantung pada kemampuan masyarakat untuk tetap bersatu, terutama di tengah proses demokrasi seperti pemilu.
“Tidak ada ruang untuk perpecahan atau adu domba. Kita semua adalah bagian dari bangsa yang besar dan harus saling menjaga. Jangan sampai perbedaan politik membuat kita terpecah belah,” imbuhnya.
Ia berharap seluruh lapisan masyarakat dapat saling menghormati perbedaan dan tetap menjaga rasa persaudaraan meskipun memiliki pilihan politik yang berbeda. Dengan begitu, pemilu bisa berjalan lancar, damai, dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat.
Sebagai salah satu institusi pendidikan yang berfokus pada pengajaran moral dan agama, KH. Muhyiddin percaya bahwa pesantren memiliki peran besar dalam menciptakan suasana yang kondusif selama proses pemilu. Menurutnya, pesantren bisa menjadi benteng moral bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan dan godaan politik yang tidak sehat.
Ia juga menekankan bahwa santri, sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki pemahaman agama dan moral yang kuat, dapat berperan aktif dalam menjaga kondusivitas dan mendukung pelaksanaan pemilu yang jujur dan bermartabat.
Dengan seruan ini, KH. Muhyiddin berharap Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2024 dapat berjalan dengan lancar, damai, dan bebas dari segala bentuk kecurangan. “Mari kita bersama-sama berperan dalam menjaga demokrasi yang bersih dan bermartabat, demi masa depan yang lebih baik,” tutupnya.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan