Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Wajo

SD di Ongkoe Viral karena Dinding Papan & Lantai Tanah, Pemkab Wajo Langsung Turun Tangan!

Wajo, WamaNews.id – Kasus viralnya SD Negeri 408 Ongkoe yang berdinding papan dan berlantaikan tanah menggegerkan publik. Pemerintah Kabupaten Wajo pun kini bergerak cepat mengevaluasi kondisi sekolah lainnya guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wajo, Alamsyah, mengungkapkan bahwa SD darurat seperti 408 Ongkoe sebenarnya sudah berdiri sejak 15 tahun lalu sebagai kelas jauh dari sekolah induk. Namun, baru menjadi sorotan setelah viral di media sosial.

“Ini kan sudah berlangsung 15 tahun yang lalu. Artinya sudah tiga periodesasi kepala daerah dilewati. Hanya karena memang viral ini karena ada yang merasa memiliki tanah itu,” ujar Alamsyah, Rabu (21/5/2025).

14 Sekolah Dipastikan Diperbaiki Tahun Ini

Pasca kehebohan ini, Pemkab Wajo mulai mengidentifikasi kemungkinan kondisi serupa di sekolah lainnya. Setidaknya, 14 sekolah dasar telah tercatat dalam daftar prioritas perbaikan tahun ini.

Perbaikan tersebut akan dilakukan dengan bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU). Namun, prosesnya tidak semudah membalik telapak tangan. Hanya sekolah yang memenuhi syarat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) — seperti jumlah siswa minimal 60 — yang dapat menerima bantuan.

“Yang jadi masalah memang kalau ada standarisasi bahwa sekolah yang di bawah siswanya 60 orang, itu akan ditangani dengan pemerintah daerah,” jelas Alamsyah.

Sekolah Viral Tak Bisa Diperbaiki, Ini Solusinya

Sayangnya, nasib SD 408 Ongkoe tidak seberuntung sekolah lain karena jumlah siswanya tidak mencukupi. Pemerintah daerah pun harus mencari solusi alternatif: mengembalikan para siswa ke sekolah induk yang letaknya cukup jauh.

“Solusi kami dan petunjuk Bapak Bupati juga setelah saya laporkan bahwa sekolah ini kita kembalikan ke induknya. Anak-anak yang jaraknya jauh kita belikan sepeda,” pungkas Alamsyah.

Langkah cepat ini diharapkan bisa menjadi titik awal reformasi pendidikan di daerah-daerah terpencil Kabupaten Wajo. Pemerintah setempat juga diminta lebih proaktif mengantisipasi potensi krisis serupa sebelum menjadi viral dan mencoreng wajah pendidikan.

Penulis

Related Articles

Back to top button