Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Wajo

Krisis Pupuk Nasional: Pengusaha Wajo Tawarkan Terobosan, Bongkar Praktik Mafia!

Wamanews.id, 23 Maret 2025 – Andi Undru Mario, seorang pengusaha pupuk asal Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, membuat gebrakan dengan menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah klasik ketahanan pangan nasional: kelangkaan pupuk dan harga yang mencekik petani. Tak hanya itu, ia juga blak-blakan membongkar praktik mafia pupuk yang dianggapnya semakin merajalela di Indonesia.

“Para petani kita selalu menjadi korban permainan harga pupuk yang terus melambung tinggi dan stok yang menghilang dari peredaran,” ungkap Andi Undru, pemilik PT. Super Tani Indonesia, perusahaan produsen pupuk organik merek Super Tani, dalam keterangannya kepada media, Minggu (23/3/2025).

Akibatnya, tak sedikit petani di berbagai daerah mengalami gagal panen dan kerugian besar. Andi Undru menegaskan bahwa masalah ini tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. “Seluruh pihak terkait, termasuk produsen pupuk swasta, harus ikut ambil bagian mencari solusi,” tegasnya.

Dalam sebuah diskusi media yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) dan Komite Media Komunikasi dan Digital Indonesia (KOMEDKOMDIGI) di Jakarta, Kamis (20/3/2025), Andi Undru memaparkan solusi revolusionernya. Ia menawarkan pupuk organik hayati padat dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu sekitar Rp 1.300 per liter. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan pupuk organik hayati cair yang biasanya dijual dengan harga Rp 250 ribu per liter.

“Pupuk organik dari PT. Super Tani Indonesia terbukti mampu meningkatkan hasil pertanian minimal 1 ton dari hasil sebelumnya, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan memperoleh pengakuan luas di berbagai komunitas pertanian,” klaimnya.

Kolonel Czi H.A. Ambo Lele, S.Sos, M.Ip, Komisaris Utama PT. STI, menambahkan bahwa produk mereka telah memiliki izin edar dari Kementerian Pertanian dan lolos uji efektivitas di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian IPB Bogor. Pupuk ini mengandung komposisi makro dan mikro, serta bahan organik hayati yang dapat meningkatkan hasil produksi pertanian minimal 1-3 ton.

“Pengadaan pupuk ini lebih efisien jika dikoordinasikan dengan pemerintah melalui alokasi dana dari APBN atau APBD. Dengan cara ini, lebih banyak petani pengguna yang dapat diuntungkan dan mendapatkan akses bantuan terhadap pupuk berkualitas,” ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Presidium KOMEDKOMDIGI, Fachrul Razi, menyoroti peran mafia pupuk yang memperparah krisis ini. “Kami menemukan mafia pupuk itu sudah masuk ke desa-desa. Dan pelakunya kelompok yang sama. Itu yang harus diatasi serius oleh pemerintah,” tegasnya.

Fachrul juga menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik untuk mendukung program makanan bergizi gratis pemerintah. “Produk pupuk hayati dan organik harus digunakan oleh petani agar mendukung program MBG dan ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.

Dengan solusi yang ditawarkan Andi Undru dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan masalah kelangkaan pupuk dan praktik mafia pupuk dapat segera diatasi, sehingga petani Indonesia dapat kembali berjaya dan ketahanan pangan nasional dapat terwujud.

Penulis

Related Articles

Back to top button