Publik Bertanya: Kenapa Wawancara Capim KPK Ditutup?

Wamanews.id, 18 September 2024 – Proses seleksi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memasuki babak krusial dengan digelarnya tes wawancara secara tertutup.
Keputusan Panitia Seleksi (Pansel) KPK untuk tidak mengizinkan media meliput langsung proses wawancara ini memicu beragam reaksi dari publik.
Ketua Pansel KPK, Yusuf Ateh, berdalih bahwa langkah ini diambil untuk menjaga keadilan bagi seluruh peserta. Ia khawatir jika proses wawancara disiarkan secara langsung, peserta yang lebih awal menjalani tes akan mengetahui pertanyaan yang diajukan dan dapat mempengaruhi jawaban peserta berikutnya.
“Kami ingin memastikan bahwa semua peserta memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya,” ujar Ateh.
Namun, keputusan Pansel KPK ini juga menuai kritik dari berbagai kalangan. Pengamat politik, menilai bahwa penutupan proses wawancara justru mengaburkan prinsip transparansi yang selama ini menjadi salah satu pilar penting dalam proses seleksi jabatan publik.
“Transparansi merupakan kunci dalam membangun kepercayaan publik. Dengan menutup proses wawancara, publik menjadi sulit untuk menilai secara objektif kualitas dari para calon pimpinan KPK.”
Senada dengan, sejumlah organisasi masyarakat sipil juga menyayangkan keputusan Pansel KPK. Mereka menilai bahwa publik memiliki hak untuk mengetahui secara langsung bagaimana proses seleksi pemimpin lembaga antikorupsi berlangsung.
Wawancara merupakan bagian penting dari proses seleksi. Publik berhak untuk mengetahui bagaimana para calon menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh panelis.
Meskipun proses wawancara tidak disiarkan secara langsung, Pansel KPK mengundang 40 orang perwakilan masyarakat sipil untuk menyaksikan secara langsung jalannya tes. Namun, kehadiran mereka dinilai tidak cukup untuk menggantikan peran media dalam mengawasi proses seleksi.
Kehadiran perwakilan masyarakat sipil memang penting, namun jumlah mereka terbatas dan tidak mewakili seluruh lapisan masyarakat.
Proses seleksi pimpinan KPK selalu menjadi sorotan publik. Pasalnya, lembaga antikorupsi ini memiliki peran yang sangat strategis dalam memberantas korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, pemilihan pimpinan KPK harus dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Tugas berat kini dihadapi oleh Pansel KPK untuk dapat memilih calon pimpinan yang benar-benar memiliki integritas tinggi, kompetensi yang mumpuni, dan komitmen yang kuat dalam memberantas korupsi.
Publik berharap agar Pansel KPK dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan menghasilkan pemimpin KPK yang dapat membawa perubahan yang signifikan bagi bangsa.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan