Waspada! Harga Solar Subsidi Bisa Naik Drastis Kapan Saja

Wamanews.id, 4 Oktober 2024 – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar subsidi di Indonesia ternyata masih jauh di bawah harga keekonomian yang sebenarnya. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana.
Saat ini, harga Solar subsidi yang tersedia di pasaran dijual dengan harga Rp6.800 per liter, tetapi harga Solar non-subsidi telah melambung jauh di atas angka tersebut.
Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa harga BBM Solar subsidi yang saat ini dibanderol Rp6.800 per liter, masih berada jauh di bawah harga keekonomian Solar. Sebagai perbandingan, harga BBM Solar non-subsidi seperti Dexlite yang dijual oleh Pertamina telah mencapai Rp12.700 per liter. Sementara itu, Pertamina Dex, yang merupakan varian lain dari Solar non-subsidi, dijual dengan harga Rp13.150 per liter.
“Subsidi Solar saat ini tidak menutupi seluruh biaya keekonomian BBM tersebut. Subsidi yang diberikan hanya sekitar Rp1.000 per liter, sementara harga BBM Solar subsidi dijual Rp6.800 per liter. Jika melihat harga keekonomiannya, misalnya harga Dexlite yang mencapai Rp13-14 ribu per liter, ada selisih besar yang harus ditutupi melalui mekanisme kompensasi,” ujar Dadan Kusdiana.
Perbandingan Harga BBM Solar Subsidi dan Non-subsidi
Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus memberikan subsidi BBM Solar untuk menjaga harga tetap terjangkau bagi masyarakat. Subsidi ini merupakan upaya agar harga Solar subsidi tetap berada di bawah Rp7.000 per liter, meskipun harga keekonomian Solar jauh lebih tinggi.
Sementara itu, harga Solar non-subsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex sudah jauh lebih mahal. Ini memberikan gambaran bahwa harga keekonomian Solar seharusnya berada di angka yang lebih tinggi, namun sebagian besar ditutup oleh subsidi pemerintah. Kebijakan ini diambil untuk meringankan beban masyarakat yang sangat bergantung pada BBM Solar, terutama sektor transportasi dan industri.
Daftar Harga BBM di Jakarta
Per 4 Oktober 2024, berikut adalah daftar harga BBM di wilayah DKI Jakarta yang dikeluarkan oleh beberapa perusahaan BBM terkemuka:
Pertamina:
- Solar Subsidi: Rp6.800 per liter
- Pertalite: Rp10.000 per liter
- Pertamax: Rp12.100 per liter
- Pertamax Turbo: Rp13.250 per liter
- Pertamina Dex: Rp13.150 per liter
- Dexlite: Rp12.700 per liter
- Pertamax Green: Rp12.700 per liter
Shell:
- Shell Super: Rp12.290 per liter
- Shell V-Power: Rp13.070 per liter
- Shell V-Power Diesel: Rp13.250 per liter (kecuali Jawa Timur)
- Shell Diesel Extra: Rp12.840 per liter (hanya di Jawa Timur)
- Shell V-Power Nitro: Rp13.260 per liter (kecuali Jawa Timur)
BP-AKR:
- BP Ultimate: Rp13.070 per liter
- BP 92: Rp12.290 per liter
- BP Diesel: Rp12.840 per liter (hanya di Jawa Timur)
- BP Ultimate Diesel: Rp13.250 per liter
Vivo:
- Revvo 95: Rp12.950 per liter
- Revvo 92: Rp12.190 per liter
- Revvo 90: Rp11.995 per liter
Dari daftar tersebut, terlihat bahwa harga BBM non-subsidi dari berbagai penyedia BBM cenderung berada di atas Rp12.000 per liter, sementara BBM subsidi seperti Solar tetap berada pada kisaran Rp6.800 per liter. Selisih harga yang cukup besar ini merupakan bentuk nyata dari subsidi yang diberikan pemerintah untuk menjaga kestabilan harga BBM di pasaran.
Subsidi Solar menjadi salah satu kebijakan penting yang diambil pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi, khususnya di sektor transportasi dan industri. BBM jenis Solar sangat dibutuhkan oleh kendaraan-kendaraan berat, seperti truk dan bus, yang merupakan tulang punggung distribusi barang di Indonesia. Jika harga Solar melonjak terlalu tinggi, hal ini dikhawatirkan akan memicu kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok, sehingga berdampak pada inflasi.
Di sisi lain, pemerintah juga menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan subsidi dan anggaran negara. Harga minyak dunia yang terus berfluktuasi membuat pemerintah harus mengambil langkah hati-hati dalam mengatur harga BBM di dalam negeri. Subsidi yang diberikan untuk Solar, meskipun membantu masyarakat, tetap harus disesuaikan dengan kemampuan fiskal negara.
Meskipun harga BBM Solar subsidi saat ini masih terbilang terjangkau, pemerintah tetap menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara harga keekonomian dan subsidi yang diberikan. Dengan harga Solar non-subsidi yang sudah mencapai lebih dari Rp12.000 per liter, pemerintah perlu terus memantau kondisi pasar dan mempertimbangkan kebijakan yang tepat agar beban subsidi tidak terlalu besar, namun tetap menjaga daya beli masyarakat.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan