Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Nasional

Pneumonia Bilateral Penyakit Mematikan yang Serang Paus Fransiskus Sebelum Wafat

Wamanews.id, 22 April 2025 – Dunia berduka atas wafatnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun. Sebelum berpulang, pemimpin tertinggi umat Katolik ini sempat dirawat intensif akibat pneumonia bilateral jenis infeksi paru yang menyerang kedua sisi paru-paru dan sangat berbahaya, terutama bagi usia lanjut.

Paus Fransiskus pertama kali masuk ke Rumah Sakit Agostino Gemelli di Italia pada 14 Februari 2025, setelah mengalami bronkitis. Sayangnya, kondisinya memburuk dan berujung pada diagnosa pneumonia bilateral, yang menjadi pukulan serius bagi kesehatannya di usia senja.

Melansir informasi medis dari WebMD, pneumonia bilateral, juga dikenal sebagai pneumonia ganda, adalah infeksi yang menyerang kedua paru-paru secara bersamaan. Infeksi ini dapat dipicu oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, maupun jamur, dan seringkali menyebabkan peradangan hebat di jaringan paru-paru.

Salah satu bentuk paling parahnya adalah bilateral interstitial pneumonia, yakni infeksi yang menyerang jaringan tipis di antara kantung udara paru (alveoli). Infeksi ini bisa menyebabkan jaringan parut atau fibrosis, yang menghambat pertukaran oksigen dan memperburuk fungsi paru secara keseluruhan.

Pneumonia bilateral biasanya menunjukkan gejala yang lebih berat daripada pneumonia biasa. Berikut beberapa tanda umumnya:

  • Demam tinggi
  • Batuk kering berkepanjangan
  • Sesak napas
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Kelelahan ekstrem

Dalam kasus lanjutan, hasil CT scan paru bisa menunjukkan pola khas yang disebut “ground glass opacity”, indikasi kuat adanya luka atau peradangan aktif di jaringan paru.

Paus Fransiskus bukan satu-satunya yang rentan terhadap penyakit ini. Kelompok berisiko tinggi antara lain:

  • Lansia (di atas 65 tahun)
  • Pengidap penyakit kronis seperti jantung, diabetes, atau ginjal
  • Individu dengan sistem imun lemah
  • Pasien yang baru sembuh dari infeksi virus berat, termasuk COVID-19

Diagnosis pneumonia bilateral dilakukan melalui beberapa pemeriksaan, antara lain:

  • Rontgen atau CT scan dada
  • Tes fungsi paru
  • Bronkoskopi
  • Biopsi paru (pada kasus tertentu)

Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh virus, dokter biasanya memberikan obat antivirus seperti Paxlovid, Remdesivir, atau Molnupiravir. Sedangkan untuk mengatasi peradangan berat, kortikosteroid seperti prednison dapat digunakan, meski tetap ada risiko efek samping.

Pada kondisi yang kritis, pasien bisa memerlukan oksigen tambahan, atau bahkan bantuan ventilator. Dalam beberapa kasus tertentu, obat imunosupresif seperti azathioprine dan rituximab turut diberikan untuk meredakan peradangan kronis.

Wafatnya Paus Fransiskus akibat pneumonia bilateral menjadi pengingat keras bahwa penyakit ini bukan sekadar flu biasa. Ia bisa berkembang dengan cepat dan membawa risiko kematian, terutama bagi kelompok usia lanjut.

Penting bagi siapa pun terutama mereka yang masuk kategori risiko tinggi untuk segera memeriksakan diri bila mengalami gejala yang mengarah ke infeksi paru.

Langkah pencegahan seperti vaksinasi, menjaga imunitas tubuh, dan menghindari paparan infeksi sangat dianjurkan sebagai bentuk perlindungan diri dari penyakit serius seperti pneumonia bilateral.

Penulis

Related Articles

Back to top button