Pemprov Sulsel Bersiap Masifkan Vaksinasi Covid-19, Respons Lonjakan Kasus di Makassar dan Antisipasi Jemaah Haji

Wamanews.id, 24 Juni 2025 – Setelah sempat mereda, isu pandemi COVID-19 kembali mengemuka di Sulawesi Selatan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, kini tengah membuka peluang untuk kembali memasiifkan program vaksinasi sebagai upaya pencegahan penyebaran virus. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap mulai meningkatnya kembali angka kasus COVID-19, terutama setelah ditemukannya satu kasus suspek di Kota Makassar.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, pada Selasa (24/6/2025), menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat Sulawesi Selatan sebenarnya telah mendapatkan vaksinasi pada gelombang sebelumnya. “Kan, rata-rata sudah hampir semua sudah vaksin yang lalu,” kata Ishaq Iskandar. Pernyataan ini memberikan dasar kuat bahwa fondasi imunitas masyarakat sudah terbentuk, namun perlu diperbarui atau diperkuat.
Meski demikian, Ishaq Iskandar menegaskan pentingnya untuk kembali melakukan crosscheckdata, khususnya bagi masyarakat yang memang belum pernah atau belum lengkap mendapatkan vaksinasi. “Kita lihat saja yang mana yang belum. Itu yang akan kita lihat bersama,” tuturnya, mengisyaratkan bahwa Dinkes Sulsel akan mengidentifikasi kelompok rentan ini dan menargetkan mereka dalam program vaksinasi lanjutan.
Untuk saat ini, Kepala Dinkes Sulsel tersebut menyebutkan bahwa belum ada instruksi resmi secara luas untuk kembali menggalakkan vaksinasi secara masif dan wajib. Program vaksinasi yang ada masih bersifat sukarela. “Belum ada juga instruksi secara luas. Ini sukarela sekarang,” terangnya. Namun, dengan wacana “membuka peluang untuk masifkan,” tidak menutup kemungkinan status sukarela ini akan berubah jika situasi memburuk.
Pemicu utama peningkatan kewaspadaan ini adalah konfirmasi Dinkes Sulsel terkait adanya satu kasus suspek COVID-19 yang ditemukan di Kota Makassar pada bulan Juni ini. Dr. Muhammad Ishaq Iskandar, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, menjelaskan bahwa kasus suspek ini sudah ditangani dengan baik dan dinyatakan aman. “Alhamdulillah sekarang sudah aman, ya.
Mudah-mudahan tidak lagi yang suspek,” katanya, memberikan jaminan bahwa penanganan awal berjalan lancar. Ishaq merinci bahwa pasien suspek tersebut berjenis kelamin perempuan, yang datang dengan keluhan dan memeriksakan diri ke puskesmas. Yang menarik, pasien ini tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri atau dari kota lain di Indonesia, menunjukkan potensi penularan lokal. “Tidak dari mana-mana (riwayat perjalanan), ada keluhan memeriksakan ke puskesmas.
Inikan sudah jalan surveillance, artinya memantau setiap penyakit,” sebutnya. Proses tracingjuga telah dilakukan terhadap pasien suspek ini untuk melacak kontak dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Ishaq juga menjelaskan bahwa gejala yang dialami pasien masuk dalam kategori ilisari atau influenza-like illness (ILI)dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI). “Penyakit ini namanya ilisari ya atau influenza like illness, Severe acute respiratory infection.
Artinya yang mirip dengan influenza dan saluran pernapasan, dan sekarang ini sudah alami sekarang, banyak yang flu dan batuk dan sudah biasa namun tetap harus waspada,” tambahnya. Penjelasan ini penting untuk menghindari kepanikan, namun tetap mendorong masyarakat untuk tidak meremehkan gejala flu atau batuk.
Kewaspadaan juga ditingkatkan di pintu-pintu masuk utama Sulawesi Selatan, seperti bandara dan pelabuhan. Hal ini sangat penting mengingat mobilitas masyarakat yang tinggi, termasuk kedatangan kembali jamaah haji dari luar negeri. “Orang-orang yang dari sana atau orang yang datang kan dari luar negeri, misalnya juga dari Jemaah Haji, semua harus diantisipasi di bandara dan pelabuhan,” paparnya.
Pengetatan pengawasan ini diharapkan dapat meminimalisir risiko imported cases dan melindungi masyarakat Sulsel dari potensi gelombang baru penularan. Pemprov Sulsel berkomitmen untuk menjaga kesehatan masyarakat dengan responsif dan proaktif.