Party di Halaman Masjid Raya Sengkang, Pengurus Angkat Bicara
Wamanews.id, 23 Agustus 2024 – Sebuah video yang viral di media sosial beberapa waktu lalu menghebohkan masyarakat. Dalam video tersebut, terlihat sekelompok pemuda-pemudi tengah berjoget semarak diiringi alunan musik DJ di area sekitar Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang.
Kejadian ini pun memicu perdebatan sengit di kalangan masyarakat, antara mereka yang membela kebebasan berekspresi dan mereka yang menganggap tindakan tersebut tidak menghormati tempat ibadah.
Pengurus masjid, Karyaman, memberikan klarifikasi bahwa pesta tersebut sebenarnya berlangsung di jalan raya yang berbatasan dengan lapangan dan pekarangan masjid. Menurutnya, pengambilan gambar dari sudut tertentu membuat lokasi pesta tampak seolah-olah berada tepat di depan masjid.
“Kami sudah berusaha menampung para pedagang UMKM di pekarangan masjid agar tidak mengganggu jalannya pesta,” ujar Karyaman.
Peristiwa ini menggarisbawahi dilema yang seringkali muncul dalam masyarakat pluralis, yaitu antara hak untuk berekspresi dan keharusan untuk menghormati nilai-nilai agama dan sosial.
Di satu sisi, para pemuda berhak untuk merayakan kemerdekaan dengan cara mereka. Namun di sisi lain, pemilihan lokasi yang berdekatan dengan tempat ibadah dianggap kurang sensitif dan dapat memicu konflik horizontal.
“Ini adalah contoh nyata bagaimana perbedaan persepsi dan pemahaman dapat memicu kegaduhan,” kata Ahmad, seorang tokoh masyarakat setempat. “Kita harus belajar untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, termasuk perbedaan dalam beragama.”
Kejadian ini memberikan beberapa pelajaran penting bagi kita semua.
Pertama, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Informasi yang tidak lengkap atau bahkan salah dapat dengan mudah menyebar luas dan memicu kesalahpahaman.
Kedua, kita perlu lebih memperhatikan konteks sosial dan budaya dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Ketiga, pemerintah daerah dan tokoh masyarakat perlu berperan aktif dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Kejadian ini seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk memperkuat dialog antaragama dan antarbudaya,” ujar seorang tokoh agama setempat. “Kita harus membangun toleransi dan saling pengertian agar hidup berdampingan dengan damai.”
Untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang, beberapa langkah dapat diambil.
Pertama, pemerintah daerah dapat mengeluarkan peraturan daerah yang mengatur penyelenggaraan acara di ruang publik, terutama di sekitar tempat-tempat ibadah. Kedua, pihak penyelenggara acara harus lebih teliti dalam memilih lokasi dan waktu pelaksanaan acara. Ketiga, masyarakat harus lebih aktif dalam mengawasi dan melaporkan setiap tindakan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.
Pesta di sekitar Masjid Agung Sengkang adalah sebuah peristiwa yang kompleks dengan berbagai implikasi. Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi dalam masyarakat yang majemuk.
Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan