Kecelakaan di Tol: Pemilik Pallubasa Serigala dan Anaknya Meninggal Dunia
Wamanews.id, 27 September 2024 – Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Jalan Tol Layang Reformasi, Makassar, pada Rabu malam 25 September 2024. Insiden ini menelan korban jiwa, Hajjah Nurjannah(35), pemilik rumah makan terkenal Pallubasa Serigala, dan anaknya Muhammad Fadlan (7).
Keduanya dinyatakan meninggal dunia setelah kecelakaan mengerikan yang melibatkan mobil Land Cruiser dan truk kontainer di jalur tol tersebut.
Mantan Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Muzayyin Arif, yang kebetulan berada di lokasi kejadian, memberikan kesaksian mengenai peristiwa tersebut. Menurut Muzayyin, kecelakaan terjadi sekitar pukul 19.28 Wita. Saat itu, mobil Land Cruiser dengan nomor polisi B 1539 CJH yang ditumpangi oleh keluarga Nurjannah berada tepat di depan mobilnya.
Muzayyin menjelaskan situasi yang terjadi sebelum kecelakaan. Sebuah truk kontainer Hyno dengan nomor polisi DD 8937 MP, yang memiliki gandengan roda 10, sedang melaju di sisi kiri jalan tol. Saat jalan mulai menanjak, truk tersebut mulai mengeluarkan asap hitam yang cukup tebal, sehingga menghalangi pandangan para pengendara yang berada di belakangnya, termasuk mobil yang dikendarai suami Nurjannah.
“Sopir saya juga sempat kesulitan melihat jarak pandang,” ungkap Muzayyin kepada wartawan.
Dalam kondisi tersebut, mobil Land Cruiser yang dikemudikan oleh suami Nurjannah, Hj. Al Qadri Chaeruddin, sedang melaju di lajur yang sama dengan truk tersebut. Diduga, karena asap hitam yang tebal, pengemudi tidak menyadari bahwa truk di depannya sedang melambat. Ketika menyadari keberadaan truk, pengemudi mencoba membelokkan kendaraan ke sisi kanan, namun sudah terlambat. Mobil Land Cruiser akhirnya menghantam bagian kanan truk.
“Saya melihat dengan jelas bagaimana mobil itu seperti terlipat setelah menabrak truk,” cerita Muzayyin dengan suara bergetar, mengingat kejadian mengenaskan tersebut.
Muzayyin yang saat itu sedang dalam perjalanan menuju Sinjai segera turun dari mobilnya untuk memberikan pertolongan. Dia melihat seorang anak kecil, yang belakangan diketahui adalah Muhammad Fadlan, terlempar dari mobil Land Cruiser dan tergeletak sekitar 20 meter dari mobil.
“Saya langsung menghampiri dan menggendong anak itu. Saya periksa nadinya, tapi sayangnya, dia sudah tidak bernyawa,” tutur Muzayyin, yang juga dikenal sebagai pembina pesantren Darul Istiqamah.
Setelah memastikan kondisi Muhammad Fadlan, Muzayyin membawa anak itu ke mobil Avanza yang melintas untuk segera dibawa ke rumah sakit terdekat, yaitu Primaya Hospital. Sementara itu, Muzayyin sendiri mengambil alih kemudi dari sopirnya untuk membawa Nurjannah, suami, dan anak perempuan mereka ke rumah sakit yang sama.
“Saya menyetir sendiri dengan harapan bisa sampai lebih cepat. Kejadian ini sangat mencekam, dan saya ingin segera membawa mereka mendapatkan pertolongan medis,” ungkap Muzayyin.
Sayangnya, di rumah sakit, kondisi Hajjah Nurjannah diketahui sangat parah. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa Nurjannah meninggal dunia. Sementara itu, suaminya, Haji Al Qadri, mengalami luka-luka dan kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kompol Mamat Rahmat, Kasatlantas Polrestabes Makassar, mengonfirmasi bahwa dua korban meninggal dunia di Rumah Sakit Primaya telah dibawa ke rumah duka. “Ada dua korban meninggal dunia di Rumah Sakit Primaya, mereka sudah dibawa ke rumah duka,” jelasnya.
Polisi juga menyebutkan bahwa sopir truk kontainer yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah Wahyudi (30). Saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan tersebut.
Berdasarkan informasi sementara, insiden tersebut kemungkinan besar terjadi karena kurangnya jarak pandang akibat asap hitam yang dikeluarkan oleh truk kontainer.
Kecelakaan ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar, terutama para pelanggan setia Pallubasa Serigala. Hajjah Nurjannah dikenal sebagai sosok pengusaha kuliner yang gigih dan inovatif, dengan usaha rumah makannya yang telah menjadi salah satu ikon kuliner di Makassar.
Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan