Kasus Bilqis Jadi Alarm! Pemprov Sulsel Soroti Keamanan Ruang Publik, Desak Penambahan CCTV dan Satpol PP

Wamanews.id, 11 November 2025 – Kasus hilangnya balita berusia empat tahun, Bilqis, di Taman Pakui Sayang, Makassar, pada Minggu (2/11/2025), telah menarik perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel).
Meskipun Bilqis akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat, peristiwa penculikan yang bermodus adopsi ilegal ini dijadikan momentum penting untuk mengevaluasi dan meningkatkan standar pengawasan anak di seluruh ruang publik.
Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi, menegaskan pentingnya kesadaran bersama agar kasus serupa tidak terulang.
“Kita lihat Alhamdulillah anaknya selamat tanpa ada intimidasi, tanpa ada kekerasan. Tapi tentu kita harus lebih aware lagi agar kejadian ini tidak terulang dua kali,” ujar Fatmawati usai menghadiri upacara Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan, Senin (10/11/2025).
Fatmawati secara khusus menyoroti pentingnya sistem keamanan yang memadai di tempat-tempat umum seperti taman kota dan area bermain anak. Ia menekankan bahwa fasilitas seperti CCTV dan WiFi, yang seharusnya menjadi alat bantu pemantauan, harus dimaksimalkan fungsinya.
“Di tempat-tempat publik sebenarnya sudah ada CCTV, ada WiFi, ini untuk memudahkan pemantauan. Kenapa disiapkan itu? Supaya bisa membantu memantau situasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Pemprov Sulsel mendesak agar ada pengawasan fisik yang lebih ketat. Fatmawati mengusulkan penempatan personel khusus di area publik yang ramai. “Ke depan mungkin di tempat-tempat umum harus ada minimal securityataupun Satpol PP,” tambahnya, menandakan komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat rasa aman di fasilitas publik.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A) Sulsel, Andi Mirna, menekankan pentingnya pengawasan berlapis. Ia setuju bahwa pemasangan CCTV di seluruh area publik adalah bentuk pengawasan tambahan yang vital.
“Harus ada semua. Coba kalau tidak ada CCTV di sekitar situ, mungkin kita tidak tahu anak ini ke mana. Tapi untungnya ada CCTV warga, sehingga bisa membantu proses pencarian,” pungkas Mirna, merujuk pada peran CCTV warga yang krusial dalam mengungkap keberadaan Bilqis.
Mirna juga menyoroti aspek psikologis pasca-penemuan korban. Tim UPT Perlindungan Perempuan dan Anak kini tengah mendampingi Bilqis dan menurunkan tim psikolog klinis untuk melakukan asesmen trauma. “Walaupun kelihatannya tidak ada apa-apa, tapi pasti ada traumanya. Ini yang harus kita tangani bersama, karena di usia seperti itu memori anak masih kuat dan bisa terbawa sampai dewasa nanti,” lanjutnya. Ini menegaskan bahwa penyelamatan anak harus diikuti dengan pemulihan mental yang komprehensif.







