Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Wajo

Guru SDN 260 Lapongkoda Diduga Tampar Siswanya

Wamanews.id, 5 September 2024 – Kasus dugaan kekerasan fisik yang dilakukan oleh seorang guru terhadap murid kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, peristiwa tersebut terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 260 Lapongkoda, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.

Aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh seorang guru wanita terhadap beberapa muridnya ini telah terekam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat dengan jelas seorang guru, yang kemudian diketahui bernama Hj. Asrianti, melakukan tindakan fisik berupa tamparan kepada seorang murid. Peristiwa ini pun memicu kemarahan dan keprihatinan dari berbagai pihak, terutama para orang tua murid.

Salah satu orang tua murid, Emha, mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam atas kejadian tersebut. “Anak saya juga menjadi korban pemukulan. Kami sudah meminta guru tersebut untuk meminta maaf di hadapan semua orang tua murid, namun permintaan kami tidak dipenuhi,” ujar Emha dengan nada kesal.

Pihak sekolah, yang diwakili oleh Kepala Sekolah Sahrida, membenarkan adanya laporan terkait dugaan kekerasan tersebut. Sahrida mengaku telah berupaya untuk menyelesaikan masalah ini secara internal, namun hingga saat ini belum ada titik temu. “Saya telah meminta waktu kepada guru yang bersangkutan untuk meminta maaf kepada orang tua murid, namun belum ada jawaban positif,” ungkap Sahrida.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Wajo juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. Sekretaris Dinas Pendidikan, Muh. Yahya, menyatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan Korwil untuk segera mencari solusi terbaik. Plt. Kadis Pendidikan, H. Alamsyah, bahkan telah membentuk Satgas Anti Kekerasan untuk melakukan investigasi lebih lanjut.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Tindakan kekerasan tidak dapat ditolerir dalam lingkungan pendidikan. Kami akan melakukan segala upaya untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku,” tegas H. Alamsyah.

Kasus dugaan kekerasan di SDN 260 Lapongkoda ini bukan hanya sekadar peristiwa isolasi, melainkan sebuah cerminan dari masalah yang lebih luas, yaitu kekerasan di lingkungan pendidikan. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kekerasan di sekolah, antara lain:

  • Kurangnya kesadaran akan pentingnya perlindungan anak: Sebagian guru mungkin masih memandang kekerasan sebagai cara yang efektif untuk mendisiplinkan siswa.
  • Tekanan kerja yang tinggi: Beban kerja yang berat dapat membuat guru merasa stres dan frustrasi, sehingga memicu tindakan impulsif.
  • Kurangnya pelatihan dalam manajemen kelas: Tidak semua guru memiliki keterampilan yang memadai dalam mengelola kelas, sehingga seringkali kesulitan dalam menghadapi perilaku siswa yang sulit.

Kejadian ini seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan di Kabupaten Wajo. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya kekerasan di sekolah antara lain:

  • Peningkatan kualitas pendidikan guru: Guru perlu diberikan pelatihan yang memadai tentang psikologi anak, manajemen kelas, dan teknik-teknik pengajaran yang efektif.
  • Penguatan sistem pengawasan: Sekolah perlu memiliki mekanisme pengawasan yang ketat terhadap perilaku guru dan siswa.
  • Sosialisasi tentang pentingnya perlindungan anak: Kampanye sosialisasi perlu dilakukan secara intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak anak dan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman.
  • Terbentuknya saluran pengaduan yang mudah diakses: Siswa harus merasa aman untuk melaporkan setiap bentuk kekerasan yang mereka alami.

Kasus dugaan kekerasan di SDN 260 Lapongkoda ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kekerasan di sekolah masih menjadi masalah yang serius. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan komitmen bersama dari semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat.

Penulis: Nada Gamara
Editor: Ardan

Related Articles

Back to top button