Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Lifestyle

Geger! Dokter Residen RSHS Bandung Perkosa Anak Pasien di Rumah Sakit Jabar

Wamanews.id, 10 April 2025 – Dunia medis Indonesia tengah diguncang skandal besar. Seorang dokter residen di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, bernama Priguna Anugerah P, resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerkosaan terhadap anak pasien. Peristiwa memilukan ini terjadi di lingkungan rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan steril dari tindakan kejahatan.

Kejadian memilukan ini disebut terjadi pada pertengahan Maret 2025, tepatnya di lantai 7 Gedung MCHC RSHS sebuah fasilitas baru yang diperuntukkan bagi layanan ibu dan anak, namun saat itu dalam kondisi masih kosong. Ironisnya, lokasi tersebut justru menjadi saksi bisu aksi bejat sang pelaku yang tengah menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS).

Kasus ini pertama kali mencuat ke publik setelah diungkap oleh akun Instagram @ppdsgramm. Dalam unggahan yang viral tersebut, dijelaskan kronologi dugaan pemerkosaan secara rinci, termasuk waktu dan tempat kejadian. Unggahan itu pun langsung menyita perhatian publik dan memicu kemarahan netizen.

Tak hanya masyarakat umum, sejumlah tokoh di dunia medis pun angkat suara, salah satunya adalah dr. Tirta Mandira Hudhi, atau yang lebih dikenal sebagai Dokter Tirta. Lewat cuitannya di platform media sosial X pada Kamis (10/4/2025), Dokter Tirta menyebut kasus ini sebagai aib besar dan paling memalukan dalam sejarah dunia kedokteran Indonesia, khususnya dalam lingkup pendidikan spesialis (PPDS).

“Ini kisah paling memalukan sepanjang sejarah PPDS. Hal ini bisa menghancurkan trust pasien ke dokter anestesi di seluruh Indonesia,” tulisnya dalam cuitan yang langsung viral.

Sebagai dokter yang dikenal aktif menyuarakan isu kesehatan dan moralitas di dunia medis, Dokter Tirta pun menyuarakan dukungan penuh kepada korban dan keluarganya. Ia meminta agar pihak berwenang tidak main-main dalam menangani kasus ini.

“Pelaku harus dihukum seberat-beratnya dan investigasi harus detail, apakah ada korban-korban lain atau tidak,” lanjutnya.

Dukungan terhadap korban terus mengalir dari berbagai pihak. Banyak netizen dan sesama tenaga kesehatan menyerukan agar rumah sakit dan institusi pendidikan kedokteran bersikap tegas, serta memperketat pengawasan terhadap dokter-dokter muda yang sedang menjalani pendidikan.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak RSHS Bandung terkait detail kasus, termasuk status pelaku dalam program PPDS serta langkah-langkah penanganan yang sedang dilakukan. Namun tekanan publik terus meningkat, mendorong agar rumah sakit tak menutup-nutupi kasus ini dan mendukung penuh proses hukum.

Kasus ini membuka mata banyak pihak bahwa lingkungan rumah sakit pun tak luput dari potensi kejahatan seksual jika pengawasan tidak dijalankan secara ketat. Diperlukan reformasi sistemik dalam dunia medis, mulai dari seleksi masuk program pendidikan hingga evaluasi psikologis dan moral secara berkala terhadap tenaga medis.

Skandal ini bukan hanya mencoreng nama institusi medis, tetapi juga mengguncang kepercayaan publik terhadap tenaga kesehatan. Masyarakat berharap keadilan ditegakkan dan kejadian serupa tidak lagi terulang.

Penulis

Related Articles

Back to top button