Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Lifestyle

Gaji Oke Bukan Segalanya! Gen Z Indonesia Lebih Pilih Hidup Seimbang daripada Jabatan Tinggi

Wamanews.id, 20 Mei 2025 – Tren karier generasi muda Indonesia mulai berubah drastis. Survei terbaru Deloitte 2025 mengungkap bahwa Generasi Z (Gen Z) dan milenial Indonesia kini tidak lagi menjadikan jabatan tinggi sebagai tujuan utama dalam dunia kerja. Sebaliknya, keseimbangan hidup, kesehatan mental, dan stabilitas keuangan justru jadi prioritas utama mereka.

Survei tersebut melibatkan lebih dari 23.000 responden dari 44 negara, termasuk 535 responden dari Indonesia. Hasilnya menggambarkan bagaimana pola pikir generasi muda di Tanah Air telah mengalami pergeseran besar terkait ekspektasi karier dan gaya hidup.

Laporan Deloitte menyebut bahwa kemandirian finansial menjadi fokus utama karier bagi Gen Z dan milenial Indonesia. Sebanyak 34% Gen Z dan 33% milenial menyatakan bahwa stabilitas ekonomi menjadi tujuan paling penting dalam bekerja.

Menariknya, hanya 8% Gen Z dan 5% milenial yang menilai pentingnya pekerjaan berdampak sosial langsung. 

Meski pekerjaan bermakna tetap dihargai, nyatanya stabilitas finansial masih jadi prioritas awal sebelum mengejar idealisme.

“Sebagian besar anak muda ingin aman secara ekonomi terlebih dahulu. Pekerjaan dengan makna sosial masih penting, tapi bukan fokus utama saat ini,” tulis laporan tersebut dalam rilis resminya, Senin (19/5/2025).

Meski banyak yang berharap bimbingan dari atasan, ternyata hanya separuh responden yang merasa benar-benar mendapatkannya. Sebanyak 72% Gen Z dan 71% milenial berharap manajer mereka dapat menjadi mentor, namun hanya 52% yang merasa hal itu benar-benar terjadi. Sebaliknya, banyak yang menilai manajer terlalu fokus pada tugas teknis harian dan kurang menjadi sumber inspirasi.  Padahal, pengembangan diri dan pembinaan keterampilan tetap menjadi prioritas. 

Bahkan, 66% Gen Z dan 58% milenial Indonesia rutin mengasah keterampilan mereka minimal sekali dalam seminggu. Tantangan besar lainnya adalah biaya hidup yang makin tinggi. Sebanyak 33% Gen Z dan 32% milenial menyebutkan bahwa ini adalah kekhawatiran terbesar mereka, naik dibandingkan tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, tingkat stres akibat pekerjaan juga tercatat tinggi. Sebanyak 77% Gen Z dan 74% milenial merasa pekerjaan mereka menjadi sumber kecemasan utama. Penyebabnya meliputi budaya kerja toksik, beban kerja berlebihan, serta waktu kerja yang tidak memadai untuk menyelesaikan tugas.

Survei Deloitte juga menunjukkan bahwa lebih dari 70% Gen Z dan milenial di Indonesia percaya kecerdasan buatan (AI) akan mengubah jenis pekerjaan mereka. Banyak dari mereka yang sudah mengambil pelatihan GenAI untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan mencari profesi yang tahan terhadap otomatisasi.

Selain itu, kesadaran terhadap isu lingkungan juga tinggi. Sebanyak 90% Gen Z dan 89% milenial mengaku merasa cemas terhadap isu lingkungan dalam satu bulan terakhir. Mereka bahkan rela membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan dan menganggap rekam jejak lingkungan sebagai faktor penting saat memilih tempat kerja.

Dari hasil survei ini, terlihat bahwa Gen Z dan milenial Indonesia tidak lagi terpaku pada pencapaian jabatan tinggi sebagai tolok ukur kesuksesan. Mereka justru lebih fokus pada kualitas hidup, stabilitas ekonomi, dukungan dalam pengembangan diri, dan lingkungan kerja yang sehat—baik secara mental maupun ekologis.

Dengan perubahan pola pikir ini, perusahaan di Indonesia dituntut untuk menyesuaikan strategi manajemen dan rekrutmen agar bisa tetap relevan dan menarik bagi generasi muda yang semakin sadar akan nilai hidup seimbang.

Penulis

Related Articles

Back to top button