Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Wajo

Eksplorasi Budaya Bugis dalam Pembelajaran Fisika: Mahasiswa Unismuh Kenalkan Tradisi Maccera Arajang Melalui PKM-RSH

Wamanews.id, 29 Agustus 2025 – Tradisi bukan sekadar untuk dikenang, tetapi juga dapat dijadikan sarana pembelajaran yang menginspirasi. Inilah gagasan utama tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) tahun 2025.

Dengan mengusung judul “Maccera Arajang: Eksplorasi Etnofisika Budaya sebagai Media Pengembangan Critical Thinking Berbasis Digital”, tim PKM-RSH Unismuh menghadirkan inovasi yang memadukan warisan budaya lokal dengan pendekatan ilmiah fisika dalam konteks pembelajaran abad ke-21.

Maccera Arajang sendiri merupakan ritual penyucian benda pusaka kerajaan Bugis yang sarat nilai spiritual dan historis. Di balik prosesi tersebut, tersimpan berbagai fenomena fisika seperti gravitasi, keseimbangan, dan gaya gesek yang dapat diamati serta dianalisis secara ilmiah oleh siswa.

Riset ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Wajo, dengan fokus mengintegrasikan budaya lokal ke dalam pembelajaran fisika. Program dikembangkan sebagai kontribusi mahasiswa terhadap pendidikan kontekstual berbasis kearifan lokal, sejalan dengan arah kebijakan Merdeka Belajar serta mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek pendidikan berkualitas.

“Tujuan kami adalah menciptakan media pembelajaran yang bukan hanya berbasis digital, tetapi juga relevan dengan kehidupan dan budaya siswa di daerah,” ungkap Sartika, salah satu anggota tim.

Dalam tahap pelaksanaan, tim menyusun media digital edukatif, instrumen pembelajaran, serta mekanisme evaluasi. Siswa turut dilibatkan aktif dalam proses pengamatan dan refleksi terhadap prosesi budaya. Hasil uji awal (pre-test dan post-test) menunjukkan adanya indikasi peningkatan pemahaman serta kemampuan berpikir kritis siswa, meski penelitian ini masih terus berjalan untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.

Kegiatan ini diharapkan menjadi contoh bahwa budaya dan sains mampu bersinergi, serta memberi inspirasi bagi pengembangan pendidikan yang lebih inklusif, kontekstual, dan bermakna.

Penulis

Related Articles

Back to top button