BMKG Ungkap Suhu Tembus 37 Derajat Waspada, Cuaca Panas Dipicu Fenomena Atmosfer Ini

Wamanews.id, 2 Mei 2025 – Cuaca panas yang menyengat dalam beberapa hari terakhir di berbagai wilayah Indonesia bukan tanpa sebab. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa suhu maksimum bahkan telah menembus angka 37,9 derajat Celcius, terutama di wilayah Jawa Timur.
Fenomena ini dijelaskan dalam laporan resmi Prospek Cuaca Mingguan BMKG yang berlaku hingga 5 Mei 2025. BMKG meminta masyarakat untuk waspada terhadap dampak suhu ekstrem dan mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan selama periode panas berkepanjangan ini.
“Menghadapi kondisi cuaca yang lebih panas dalam beberapa hari ini, masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dengan tetap menghidrasi diri dan menghindari terpapar sinar matahari dalam durasi lama,” tulis BMKG.
Menurut BMKG, salah satu pemicu utama dari peningkatan suhu adalah intensitas radiasi matahari yang tinggi pada pagi hingga siang hari, sehingga memicu proses konvektif yang signifikan. Hal ini membuat suhu permukaan meningkat drastis, terutama di daerah-daerah yang minim tutupan awan.
BMKG mencatat suhu tertinggi pekan ini terjadi di:
- Stasiun Meteorologi Juanda, Jawa Timur: 37,9°C
- Stasiun Meteorologi Tanah Merah, Papua Selatan: 37°C
- Balai Besar MKG Wilayah II, Tangerang Selatan: 35,4°C
Selain panas ekstrem, beberapa wilayah justru mengalami hujan intensitas sedang hingga lebat meskipun durasinya singkat. Hujan ini berpotensi disertai kilat dan angin kencang, yang menunjukkan ketidakstabilan atmosfer secara lokal.
Cuaca panas yang diselingi hujan lokal disebabkan oleh kombinasi dari beberapa fenomena atmosfer global dan regional, seperti:
- Bibit Siklon Tropis 99W di Samudra Pasifik utara Maluku Utara, yang membawa potensi hujan deras di Maluku Utara dan Papua Barat Daya.
- Gelombang MJO (Madden Julian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby Ekuator, serta gelombang atmosfer Low Frequency, yang aktif di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Aktivitas gelombang ini menyebabkan peningkatan pembentukan awan konvektif dan mendorong pola sirkulasi siklonik, sehingga berpengaruh terhadap distribusi panas dan hujan.
Beberapa wilayah yang terdampak oleh ketidakstabilan atmosfer ini meliputi:
- Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau
- Kalimantan: Barat, Tengah, Utara, Timur
- Sulawesi: Barat, Tengah, Utara
- Maluku dan Papua: Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan
BMKG juga mencatat gelombang laut dengan tinggi mencapai 2,5 meter di beberapa perairan, seperti:
- Perairan Pulau Biak
- Perairan Sarmi – Mamberamo
- Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya hingga Papua
Kondisi ini menandakan tidak hanya suhu panas yang perlu diwaspadai, tetapi juga potensi bahaya di lautan akibat aktivitas atmosferik.
Dengan suhu yang melonjak dan pola cuaca yang tak menentu, BMKG menegaskan agar masyarakat mengurangi aktivitas luar ruangan saat siang hari, terutama antara pukul 11.00 hingga 15.00. Gunakan pelindung seperti topi, payung, dan sunblock bila terpaksa keluar.
Pastikan juga untuk:
- Minum cukup air untuk mencegah dehidrasi
- Memantau prakiraan cuaca secara berkala
- Menjaga ventilasi dan suhu dalam ruangan tetap sejuk
Cuaca panas ekstrem bukan sekadar perubahan musiman biasa. Fenomena atmosfer skala besar seperti siklon tropis dan gelombang global turut memperparah kondisi. Dengan suhu yang menyentuh hampir 38 derajat Celcius, penting bagi masyarakat untuk tetap siaga dan menjaga diri dari dampak yang bisa memicu gangguan kesehatan serius.