Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Kesehatan

Kemenkes Ungkap Peningkatan Angka Kematian DBD di RI, Cuaca Tak Menentu Jadi Pemicu 

Wamanews.id, 16 Juli 2025 – Situasi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia kembali memanas. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia baru-baru ini menyampaikan bahwa kasus kematian akibat penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegyptiini mengalami peningkatan signifikan. Hal ini menjadi sinyal darurat bagi seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tindakan pencegahan.

Peningkatan angka kematian ini terjadi di tengah kondisi iklim yang tidak stabil. Meskipun kita berada di pertengahan Juli yang seharusnya masuk musim kemarau, namun beberapa wilayah di Indonesia masih sering diguyur hujan. Kondisi cuaca yang tidak menentu ini, menurut Kemenkes, sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.

Kemenkes menjelaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini berkontribusi besar terhadap lonjakan kasus DBD. Kelembaban tinggi setelah hujan dan genangan air menjadi tempat favorit bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan tingginya angka fatalitas.

Salah satu penyebab utama kenaikan angka kematian adalah keterlambatan pasien dalam mencari pertolongan medis. Masyarakat sering kali keliru menganggap demam di awal sebagai demam biasa, sehingga menunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. 

Padahal, masa kritis DBD justru terjadi saat demam mulai turun pada hari ke-4 atau ke-5. Pada fase inilah, pasien sangat rentan mengalami dengue shock syndrome (DSS) atau komplikasi parah lainnya yang bisa berujung pada kematian jika tidak segera mendapatkan penanganan intensif.

Kemenkes juga menyoroti pentingnya peran tenaga kesehatan dalam deteksi dini. Terdapat indikasi bahwa kadang kala petugas kesehatan juga kurang aware atau tidak mencurigai DBD di awal, sehingga pasien tidak dipantau secara optimal atau bahkan dipulangkan padahal kondisi belum stabil sepenuhnya.

Data Kasus dan Kewaspadaan Sepanjang Tahun

Meskipun angka spesifik terbaru hingga pertengahan Juli 2025 belum dirilis secara detail, tren dari awal tahun 2025 menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan.

  • Hingga Februari 2025, Kemenkes mencatat puluhan ribu kasus DBD dengan puluhan kematian.
  • Data per April 2025 menunjukkan kasus telah mencapai puluhan ribu dengan jumlah kematian yang terus bertambah, mendekati angka ratusan.
  • Distribusi kasus kematian juga terpusat di beberapa provinsi padat penduduk, dengan Pulau Jawa mencatat angka kematian terbanyak.

Penting untuk diingat bahwa Indonesia adalah negara hiper-endemik dengue, yang berarti penyakit ini dapat terjadi sepanjang tahun tanpa terpengaruh musim. Ini menekankan bahwa upaya pencegahan harus dilakukan secara terus-menerus dan bukan hanya saat musim hujan.

Seruan untuk Aksi Pencegahan dan Deteksi Dini

Mengingat belum ada obat antivirus spesifik untuk virus Dengue, pencegahan tetap menjadi strategi paling efektifdalam menekan angka morbiditas dan mortalitas. Kemenkes terus menggalakkan Gerakan 3M Plus sebagai pilar utama pencegahan:

  • Menguras tempat penampungan air.
  • Menutup tempat penampungan air.
  • Mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.
  • Plus langkah tambahan seperti menabur bubuk larvasida (abate), memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan kelambu, dan melakukan fogging selektif.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk:

  • Waspada Gejala Awal: Jika mengalami demam tinggi mendadak, sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, nyeri di belakang mata, atau ruam kulit, segera cari bantuan medis.
  • Pentingnya Masa Kritis: Pahami bahwa penurunan demam setelah 3-5 hari bukan berarti sembuh, melainkan fase kritis yang memerlukan pemantauan ketat.
  • Edukasi Komunitas: Ajak keluarga dan tetangga untuk aktif membersihkan lingkungan dan mencegah sarang nyamuk.

Dengan kolaborasi antara pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan kita dapat menekan laju penyebaran dan angka kematian akibat DBD di Indonesia, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua.

Penulis

Related Articles

Back to top button