Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Kesehatan

Nyawa Terancam Bahaya Obat Palsu Online: Dari Obat Diet hingga Pereda Nyeri Berujung Maut 

Wamanews.id, 28 Juni 2025 – Ancaman serius terhadap kesehatan dan nyawa masyarakat global kini datang dari peredaran masif obat-obatan palsu dan ilegal yang membanjiri pasar daring. 

Dalam sebuah operasi internasional berskala besar yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kepolisian Kriminal Internasional (Interpol), terungkap fakta mengejutkan: obat palsu senilai US$ 65 juta, atau sekitar Rp 1 triliun, telah berhasil disita dari jaringan pasar gelap di seluruh dunia. 

Lebih dari 50 juta dosis obat yang tidak disetujui atau dimanipulasi berhasil diamankan, menunjukkan betapa berbahayanya “banjir” produk ini yang kini sangat mudah diakses secara online.

Operasi yang berlangsung dari Desember hingga Mei ini melibatkan otoritas penegak hukum dari 90 negara, termasuk 16 negara anggota Uni Eropa. Fokus utama dari operasi ini adalah membongkar sindikat yang menjual obat-obatan palsu, bermerek tapi palsu, tidak disetujui, atau diselewengkan melalui platform digital. Ini merupakan respons terhadap semakin maraknya penjualan obat ilegal yang memanfaatkan kemudahan internet dan media sosial.

Alfonso Mejuto Rodríguez, asisten direktur sementara jaringan kriminal Interpol, kepada Euronews Health, menjelaskan betapa mudahnya obat-obatan berbahaya ini diakses. “Bahkan tidak perlu masuk ke dark web ada banyak iklan online,” katanya. 

Promosi yang gencar di berbagai platform daring dan media sosial membuat konsumen awam tergoda, tanpa menyadari risiko fatal yang mengintai.

Bahaya utama dari obat-obatan yang dipasarkan secara ilegal ini adalah ketidakjelasan kandungannya. “Itulah risikonya bagi kesehatan manusia, karena saat Anda membelinya, Anda tidak benar-benar yakin apa saja kandungannya,” papar Rodríguez. 

Konsumen membeli produk yang diklaim ampuh untuk kesehatan, kosmetik, atau fungsi tertentu, namun sebenarnya bisa berisi bahan berbahaya, dosis yang salah, atau bahkan tidak ada bahan aktif sama sekali, menjadikannya bom waktu bagi kesehatan penggunanya.

Di Eropa, penyitaan terbesar terjadi pada obat penurun berat badan dan suplemen peptida palsu atau tidak disetujui. Fenomena ini, menurut Interpol, mencerminkan melonjaknya popularitas obat-obatan yang menjanjikan perubahan kosmetik tubuh atau fungsi vital, seperti obat kuat. 

Tren ini dimanfaatkan oleh para kriminal untuk memasarkan produk ilegal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Obat-obatan Eropa (EMA) bahkan telah mengeluarkan peringatan khusus dalam beberapa tahun terakhir tentang maraknya semaglutida palsu, bahan aktif dalam obat anti-obesitas dan diabetes laris seperti Ozempic dan Wegovy.

Selain itu, obat-obatan terlarang yang paling sering disita secara umum adalah psikostimulan, obat anti-anxiety, dan obat-obatan untuk penyakit Parkinson, diikuti oleh obat-obatan disfungsi ereksi. 

Jenis obat ilegal lain yang juga kerap disita termasuk steroid anabolik, obat anti-merokok, agen dermatologis, suplemen kesehatan, produk herbal, dan obat-obatan psikotropika untuk kondisi kesehatan mental. Keragaman jenis obat yang disita ini menunjukkan bahwa sindikat kejahatan farmasi menyasar berbagai kebutuhan pasar, tanpa mempedulikan risiko fatal yang ditimbulkan.

Ancaman obat palsu ini bukan lagi sekadar potensi, melainkan telah merenggut nyawa. Pada bulan Maret lalu, seorang pria berusia 30 tahun di Belanda meninggal dunia setelah mengonsumsi obat pereda nyeri palsu. 

Kasus tragis ini menjadi bukti nyata dampak fatal dari peredaran obat ilegal. Ironisnya, bulan lalu, otoritas kesehatan di Denmark juga telah mengeluarkan peringatan bahwa obat pereda nyeri palsu serupa juga beredar di negara tersebut, menunjukkan bahwa jaringan peredaran ini telah meluas dan mengancam nyawa di berbagai belahan dunia.

Penyitaan obat penghilang rasa sakit opioid jenis oxycodone di Bulgaria, Prancis, Irlandia, dan Swedia juga menjadi perhatian serius. Peredaran opioid palsu sangat berbahaya mengingat potensi kecanduan yang tinggi dan risiko overdosis fatal.

Keberhasilan operasi Interpol ini adalah langkah vital dalam memerangi kejahatan farmasi yang kian canggih. Namun, peran serta masyarakat sangat krusial. Konsumen diimbau untuk selalu membeli obat dari sumber resmi dan terpercaya, serta tidak mudah tergiur dengan tawaran obat murah atau klaim ajaib yang beredar secara online. Kesadaran dan kewaspadaan kolektif adalah kunci untuk melindungi diri dan komunitas dari bahaya laten obat palsu yang mengintai.

Penulis

Related Articles

Back to top button