Serapan Anggaran MBG Baru 18%, Menkeu Beri Ultimatum ke Badan Gizi Nasional

Wamanews.id, 22 September 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan salah satu prioritas utama pemerintah, menghadapi tantangan serius. Data terbaru per awal September 2025 menunjukkan bahwa realisasi penyerapan anggarannya masih sangat rendah, yakni hanya 18,6 persendari total pagu yang telah dialokasikan.
Rendahnya serapan ini memicu respons tegas dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang memberikan ultimatum kepada Badan Gizi Nasional (BGN) selaku pelaksana program.
Dari total anggaran sebesar Rp 71 triliun yang disiapkan untuk program ini, BGN baru berhasil menyerap dana sebesar Rp 13,2 triliun. Padahal, program ini dirancang untuk memberikan manfaat kepada 22 juta orang. Angka ini secara jelas menunjukkan adanya kendala signifikan dalam implementasi program, baik dari sisi birokrasi, logistik, maupun eksekusi di lapangan.
Merespons kondisi ini, Menteri Purbaya secara terbuka mengancam akan mengambil tindakan tegas. Ia menyampaikan bahwa ia akan memantau langsung pelaksanaan program tersebut dan tidak segan-segan untuk menarik kembali dana yang tidak terpakai. “Daripada nganggur duitnya, kan saya bayar bunga juga, saya akan alihkan ke tempat lain yang lebih siap,” tegasnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (19/9/2025).
Ancaman ini didasarkan pada prinsip efisiensi keuangan negara. Purbaya menjelaskan, setiap anggaran yang tidak terserap dengan baik justru menjadi beban bagi pemerintah. Dana tersebut, yang seringkali berasal dari pinjaman, tetap menuntut pembayaran bunga meskipun belum memberikan manfaat nyata kepada masyarakat. Oleh karena itu, Menkeu Purbaya melihat opsi pengalihan anggaran sebagai langkah yang paling rasional untuk memastikan setiap rupiah bekerja secara maksimal.
Opsi yang ia tawarkan pun cukup konkret: mengalihkan dana MBG yang tidak terserap ke program bantuan beras untuk masyarakat miskin. Program bansos beras ini dianggap sebagai alternatif yang lebih siap untuk dilaksanakan dan memiliki dampak langsung yang jelas. Purbaya menyatakan, “Yang 2 kali 10 kg beras kan bisa diperpanjang ke situ kalau memang tidak bisa diserap.”
Menteri Purbaya menekankan bahwa tujuan utama pemerintah adalah memastikan anggaran dapat terserap dengan baik dan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Dengan ultimatum ini, BGN kini berada di bawah tekanan besar untuk segera memperbaiki kinerja dan mempercepat penyerapan anggaran. Dalam beberapa bulan ke depan, akan terlihat apakah BGN mampu menjawab tantangan ini atau harus merelakan dana triliunan rupiah dialihkan ke program lain.







