Aktifkan notifikasi untuk dapat update setiap hari!

Nasional

Negara Berkabung, Tiga Hari Bendera Setengah Tiang untuk Hamzah Haz

Wamanews.id, 27 Juli 2024 – Pemerintah Indonesia menetapkan tiga hari berkabung nasional pada 25-27 Juli 2024 sebagai tanda penghormatan dan bela sungkawa atas meninggalnya Wakil Presiden kesembilan RI, Hamzah Haz, yang berpulang pada Rabu, 24 Juli 2024.

Dalam surat edaran yang diterbitkan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, pada 25 Juli 2024, para pimpinan lembaga negara, pimpinan daerah, pimpinan BUMN/BUMD, serta perwakilan Indonesia di luar negeri diimbau untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama periode tersebut.

Imbauan ini juga diminta untuk disampaikan kepada masyarakat luas.

“Pada kurun waktu tersebut (25-27 Juli) juga dinyatakan hari berkabung nasional,” tulis Pratikno dalam surat edaran tersebut. Pengibaran bendera setengah tiang ini menjadi simbol bela sungkawa serta penghormatan terhadap almarhum Hamzah Haz.

Informasi terkait hari berkabung nasional ini pun diunggah di akun Instagram resmi Kementerian Sekretariat Negara, @kemensetneg.ri, pada Kamis, 25 Juli 2024, sekitar pukul 14.00 WIB.

Kenangan Hamzah Haz

Hamzah Haz meninggal dunia pada usia 84 tahun, tepatnya pada Rabu, 24 Juli 2024, pukul 09.30 WIB di kediamannya di Tegalan, Matraman, Jakarta.

Pria kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940 ini kemudian dimakamkan di samping pusara istrinya, Asmaniah, di pemakaman keluarga di Jogjogan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Upacara pemakaman dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto.

Kepergian Hamzah Haz diantar oleh keluarga dekat, pejabat, serta politisi negeri ini. Hadir untuk melayat antara lain Presiden Joko Widodo, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, serta Wakil Presiden kesepuluh dan keduabelas RI, Jusuf Kalla. Para politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) seperti Suharso Monoarfa dan Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Mardiono, juga turut hadir.

Presiden Jokowi mengenang Hamzah Haz sebagai negarawan yang mengabdi pada negerinya tanpa kenal lelah. Sementara itu, Jusuf Kalla mengenang Hamzah Haz sebagai politisi dan cendekiawan Islam yang sangat berpengaruh. Menurut JK, Hamzah Haz adalah tokoh penting yang dimiliki bangsa ini, mengingat peran dan posisinya sebagai Wakil Presiden kesembilan RI, mendampingi Megawati Soekarnoputri.

Hamzah Haz juga dikenal sebagai sosok yang menempati berbagai posisi penting termasuk sebagai ketua di Partai Persatuan Pembangunan. “Beliau juga membaktikan dirinya sebagai politisi, cendekiawan, dan tokoh Islam yang baik,” kata JK.

Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini, juga mengenang Hamzah Haz sebagai politikus negarawan, penulis, pemikir, dan kolumnis yang rajin memberikan pencerahan mengenai masalah-masalah ekonomi, politik, dan kenegaraan, khususnya politik anggaran dan APBN. “Tidak ada politisi yang tekun seperti Hamzah Haz dalam menulis masalah politik APBN ini di media massa pada akhir 1980-an dan tahun 1990-an. Tidak hanya menulis, tetapi menekuninya pula dalam praktik kenegaraan dalam pembahasan-pembahasan di DPR, di mana ia sekaligus sebagai pimpinan partai oposisi yang loyal,” ujar Didik dalam keterangan tertulisnya.

Hamzah Haz juga disebutnya sebagai seorang pemimpin yang matang dan wakil presiden yang negarawan, pemikir, serta menyukai gagasan-gagasan dalam bidang politik dan ekonomi.

Hamzah Haz memang sudah memulai pembelajaran politik sejak masih mahasiswa dengan aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Selain itu, dia juga aktif di Nahdlatul Ulama mulai dari tingkat cabang sampai provinsi Kalimantan Barat.

Hamzah Haz kemudian menjadi anggota DPRD Kalimantan Barat serta menjadi anggota DPR dari Partai NU hasil Pemilu 1971. Setelah Orde Baru menyederhanakan partai politik, Partai NU bergabung ke PPP. Hamzah pun otomatis menjadi anggota DPR dari PPP mulai 1973.

Di DPR, Hamzah memulai kariernya sebagai anggota biasa di Komisi IX yang membidangi APBN. Baru pada tahun 1982-1992, Hamzah dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR dan akhirnya menjadi Wakil Ketua DPR pada tahun 1999. Selain memimpin PPP di periode 1998-2007, Hamzah juga pernah menjadi menteri di masa kepemimpinan Presiden BJ Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid. Puncak karier politiknya adalah menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri pada periode 2001-2004.

Kepergian Hamzah Haz meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Selama tiga hari berkabung nasional, masyarakat diimbau untuk mengenang jasa-jasa almarhum yang telah banyak berkontribusi bagi negara.

Bendera setengah tiang yang dikibarkan selama tiga hari ini menjadi tanda penghormatan terakhir bagi sosok negarawan yang telah berjuang demi kemajuan bangsa dan negara.

Penulis

Related Articles

Back to top button