Nasib XBOX Di Ujung Jalan: PHK Massal Ratusan Karyawan, Microsoft Alihkan Fokus ke AI?

Wamanews.id, 8 Juli 2025 – Sebuah kejutan pahit menyelimuti divisi Xbox di Microsoft. Tak lama setelah gelaran Xbox Showcase yang cukup menjanjikan dan menegaskan kembali komitmen terhadap hardware gaming, muncul kabar internal yang mengguncang: PHK massal kembali terjadi, dan ratusan karyawan Xbox harus angkat kaki dari perusahaan.
Peristiwa ini menjadi bagian dari gelombang PHK yang lebih besar di Microsoft, yang totalnya mencapai lebih dari 9.000 karyawan tahun ini, dan akumulasi lebih dari 15.000 PHK secara keseluruhan. Angka ini mencerminkan adanya restrukturisasi besar-besaran yang tampaknya mengorbankan berbagai unit, termasuk divisi gaming yang sedang berusaha bangkit.
Di balik layar, kondisi internal Xbox jauh dari stabil, meskipun secara publik tampak menunjukkan geliat kebangkitan. Karyawan yang sangat berpengalaman, bahkan mereka yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pendapatan jutaan dolar, dilaporkan terkena dampak.
Beberapa pemimpin penting di studio pengembang besar kehilangan posisi mereka, sejumlah proyek yang sedang berjalan ditutup, dan yang paling mencolok, satu studio Xbox dibubarkan secara keseluruhan.
Di kalangan komunitas gamer, “Xbox is dead” menjadi meme yang sering diucapkan, mencerminkan ketidakpastian dan inkonsistensi strategi Microsoft selama beberapa tahun terakhir. Memang, di satu sisi, Xbox terlihat serius membangun ekosistemnya: lebih banyak game Jepang, lokalisasi yang lebih baik, dan peningkatan pengalaman Xbox di PC. Namun, di sisi lain, langkah-langkah corporate justru menunjukkan keraguan dan inkonsistensi.
Situasi ini semakin ironis dengan pengumuman yang muncul sehari setelah kabar PHK massal: Helldivers 2, sebuah game yang diterbitkan oleh PlayStation Studios, akan hadir di Xbox. Ini adalah kali pertama game eksklusif PlayStation resmi masuk ke ekosistem Xbox.
Langkah ini seharusnya menjadi perayaan kolaborasi lintas platform, namun timing-nya yang berdekatan dengan PHK massal membuatnya terasa pahit. Bagi karyawan yang kehilangan pekerjaan, dan bagi komunitas yang bingung dengan arah strategis Xbox, pengumuman Helldivers 2 terasa seperti perayaan di atas duka.
Di balik kebijakan PHK massal ini, banyak analis dan sumber internal Microsoft melihat adanya pergeseran prioritas yang jelas ke arah kecerdasan buatan (AI). Gelombang pemutusan hubungan kerja ini diinterpretasikan sebagai langkah Microsoft untuk memfokuskan sumber daya dan investasinya pada sektor AI yang dipandang sebagai masa depan teknologi.
Namun, langkah ini bukannya tanpa risiko. Meskipun Microsoft saat ini memiliki kemitraan eksklusif dengan OpenAI, ada desas-desus bahwa hubungan mereka semakin retak. OpenAI dikabarkan berusaha melepaskan diri dari beberapa poin kesepakatan awal dengan Microsoft, termasuk hak eksklusif untuk hosting layanan dan bagi hasil pendapatan. Jika kemitraan kunci ini goyah, ambisi Microsoft di bidang AI bisa menghadapi tantangan serius.
Bagi mereka yang telah mengikuti dan meliput ekosistem Microsoft selama lebih dari satu dekade mulai dari Xbox, Surface, hingga Windows Phone perubahan ini sangat terasa. Microsoft memang telah merespons keinginan komunitas gamer dengan menghadirkan lebih banyak game yang beragam dan pengalaman gaming yang lebih baik di PC.
Namun, PHK massal di divisi Xbox ini menempatkan merek tersebut di persimpangan jalan krusial. Apakah Microsoft akan benar-benar memberikan komitmen jangka panjang terhadap hardware, ekosistem gaming, dan komunitas gameryang telah dibangunnya? Atau akankah semua ini perlahan dikorbankan demi mengejar ambisi jangka pendek yang berpusat pada dominasi sektor AI? Masa depan Xbox, dan bagaimana Microsoft menyeimbangkan kedua prioritas ini, akan menjadi babak menarik dalam industri teknologi dan gaming.