Gaduh Program Makan Bergizi Gratis: Nampan Diduga Mengandung Minyak Babi, Ini Respons Pemerintah

Wamanews.id, 27 Agustus 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi andalan pemerintah kini diterpa isu tak sedap. Sebuah laporan investigasi mencuat dan menimbulkan kegaduhan publik, menyoroti dugaan bahwa nampan makanan yang digunakan dalam program ini mengandung minyak babi.
Laporan ini tak hanya menimbulkan pertanyaan tentang kehalalan, tetapi juga tentang keamanan dan integritas produk yang digunakan dalam program vital tersebut. Laporan dari Indonesia Business Post menyoroti pabrik-pabrik di wilayah Chaoshan, Provinsi Guangdong, China, yang disebut memproduksi nampan makanan untuk pasar global.
Nampan yang diduga digunakan dalam program MBG ini tidak hanya dituding mengandung minyak babi atau lard dalam proses produksinya, tetapi juga memiliki masalah lain yang sangat serius.
Dikatakan bahwa nampan tersebut terbuat dari baja tahan karat tipe 201 yang memiliki kandungan mangan tinggi dan tidak sesuai untuk wadah makanan, apalagi jika bersentuhan dengan makanan yang asam.
Yang tak kalah mengkhawatirkan, laporan tersebut juga menyinggung dugaan pemalsuan label “Made in Indonesia” dan logo SNI pada nampan yang sejatinya diproduksi di luar negeri.
Tuduhan-tuduhan ini secara keseluruhan menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat, tidak hanya dari segi kehalalan, tetapi juga dari aspek kesehatan dan transparansi rantai pasok.
Menanggapi kegaduhan yang beredar, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, segera memberikan tanggapan resmi. Ia mengakui bahwa isu ini merupakan hal yang sangat sensitif dan memerlukan verifikasi.
Meskipun timnya belum menemukan nampan yang dimaksud, Hasan menawarkan solusi yang konkret. “Sejauh ini kita tidak menemukan. Tetapi kalau memang ada kekhawatiran soal itu, kita riset, bisa diuji di BPOM,” ujarnya.
Pernyataan Hasan ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam terhadap isu yang berpotensi merusak kepercayaan publik. Ia juga menekankan pentingnya peran BPOM sebagai lembaga pengujian independen. Menurutnya, hasil uji laboratorium akan menjadi bukti yang tidak terbantahkan untuk menenangkan kekhawatiran masyarakat.
Hasan juga mengimbau publik untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa pemerintah selalu berkomitmen untuk memastikan keamanan dan keselamatan para penerima program MBG, dan tidak akan mengorbankan hal tersebut demi alasan apa pun. “Jadi itu pentingnya kita tidak gampang termakan oleh isu-isu. Apalagi isu-isu yang sangat sensitif dan itu kan memang harus diperiksa,” pungkasnya.
Pihak Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebelumnya juga telah menetapkan standar baru untuk nampan baja tahan karat yang digunakan dalam program MBG. Langkah ini, bersama dengan tawaran untuk menguji sampel di BPOM, adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menunjukkan transparansi dan tanggung jawab dalam menjalankan program nasional ini.







