Dari Ritual Kuno Menjadi Daya Tarik Wisata: Meriahnya Festival Danau Tempe di Wajo

Wamanews.id, 28 Agustus 2025 – Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, tidak hanya dikenal karena keindahan Danau Tempe dan kekayaan hasil perikanannya. Setiap tahun, danau ini menjadi pusat perayaan budaya yang luar biasa meriah, yaitu Festival Danau Tempe. Acara ini berhasil mengemas sebuah ritual kuno, Maccera Tappareng, menjadi sebuah festival pariwisata yang menarik ribuan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Festival Danau Tempe adalah perpaduan sempurna antara pelestarian tradisi dan promosi pariwisata. Pusat dari perayaan ini adalah upacara Maccera Tappareng, sebuah ritual adat yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat nelayan Bugis.
Upacara ini, yang memakan waktu dua hari tiga malam, adalah bentuk persembahan dan doa agar hasil tangkapan ikan melimpah dan seluruh masyarakat dilindungi dari bencana. Aksi sakral yang melibatkan persembahan sesaji dan hewan kurban ini menjadi daya tarik utama bagi mereka yang ingin menyaksikan langsung kekayaan budaya Bugis.
Selain upacara Maccera Tappareng, Festival Danau Tempe dimeriahkan dengan berbagai atraksi dan lomba yang tak kalah seru. Pengunjung dapat menyaksikan berbagai perlombaan, seperti lomba perahu tradisional yang menguji kecepatan dan ketangkasan para nelayan, serta lomba perahu hias yang menampilkan kreativitas masyarakat dalam mendekorasi perahu mereka.
Festival juga menampilkan lomba permainan rakyat, lomba menabuh lesung, serta pergelaran musik dan tari tradisional yang memukau. Berbagai acara ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada khalayak yang lebih luas.
Transformasi Maccera Tappareng dari ritual internal menjadi agenda pariwisata tak lepas dari peran serta pemerintah daerah. Awalnya, dana untuk upacara ini dikumpulkan secara swadaya dari para nelayan dan sumbangan dermawan. Namun, dengan keterlibatan Dinas Pariwisata, acara dapat diselenggarakan dalam skala yang jauh lebih besar.
Pemerintah kini menambah alokasi dana yang didasarkan pada proposal yang disusun oleh masyarakat, dengan total dana yang dibutuhkan untuk acara besar bisa mencapai lebih dari 100 juta rupiah. Dana ini digunakan tidak hanya untuk membeli kerbau kurban, tetapi juga untuk hadiah lomba dan seragam bagi para peserta.
Sebagai simbol keindahan dan kebanggaan, para peserta Maccera Tappareng pada Festival Danau Tempe biasanya mengenakan pakaian adat Bugis, seperti baju bodo yang berwarna-warni. Hal ini menambah daya tarik visual dan memberikan pengalaman otentik bagi wisatawan.
Partisipasi aktif masyarakat dan dukungan pemerintah menunjukkan bahwa tradisi tidak harus tergerus zaman, melainkan dapat diangkat menjadi aset berharga yang memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas lokal.
Dengan segala atraksi yang ditawarkan, Festival Danau Tempe membuktikan bahwa budaya dapat menjadi mesin penggerak pariwisata. Ini adalah model sukses dari bagaimana kolaborasi antara tradisi, masyarakat, dan pemerintah dapat menciptakan sebuah acara yang tidak hanya merayakan warisan masa lalu tetapi juga membangun masa depan yang cerah.







