Laporan Terbaru: Korban Meninggal Bencana Hidrometeorologi Sumatera Tembus 744 Jiwa, Akses Darat Sulit, Logistik Masif Via Udara dan Laut

Wamanews.id, 3 Desember 2025 – Situasi darurat bencana hidrometeorologi di Sumatera semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data terbaru per Selasa (2/12/2025) malam, total korban meninggal dunia di tiga provinsi terdampak Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat telah melonjak drastis hingga mencapai 744 jiwa, sementara 551 jiwa lainnya masih dinyatakan hilang.
Tim gabungan yang terdiri dari BNPB, TNI/Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah terus bekerja keras untuk mempercepat operasi pencarian, pertolongan, dan penyaluran logistik di tengah tantangan akses yang masih terputus.
Sumatra Utara (Sumut) menjadi wilayah dengan korban jiwa terbanyak, mencatat 301 jiwa meninggal dunia dan 173 jiwa hilang. Para korban tersebar di sembilan wilayah, termasuk Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga. Jumlah pengungsi di Sumut juga tinggi, mencapai ribuan jiwa di setiap kabupaten, dengan konsentrasi tertinggi di Tapanuli Utara (15.765 jiwa) dan Mandailing Natal (7.194 jiwa).
Upaya pembukaan akses darat menjadi fokus utama di Sumut. Pemerintah, didukung Dinas Pekerjaan Umum, TNI, dan Polri, berhasil membuka jalur vital seperti Tarutung–Padangsidimpuan dan jalur Tarutung–Sibolga hingga Dusun Sibalanga Jae. Pembukaan akses ini signifikan untuk memperlancar penanganan darurat.
Pengiriman logistik tahap pertama telah mencapai 100% untuk Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan. Namun, penyaluran menuju wilayah yang masih terisolasi seperti Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, dan Nias Selatan masih terkendala akses darat.
Sebagai solusi darurat, pengiriman udara menjadi vital, menggunakan tiga helikopter BNPB dan TNI AD. Logistik yang dikirim meliputi sembako, BBM, genset, serta perangkat komunikasi darurat Starlink. Sorti udara khusus diarahkan ke wilayah terisolasi seperti Sopotinjak dan Muara Siabu. Dukungan personel TNI/Polri di Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal mencapai lebih dari 500 personel.
Situasi di Aceh juga kritis, dengan 218 jiwa meninggal dunia dan 227 jiwa masih hilang hingga Senin (1/12/2025) malam. Pengungsi di Aceh mencapai 479.300 jiwa, dengan konsentrasi terbesar di Aceh Utara (107.305 jiwa). Hampir seluruh jalur utama di Aceh terputus total. Kementerian PUPR berupaya mempercepat perbaikan infrastruktur. Logistik disalurkan melalui jalur laut menuju Lhokseumawe dan udara ke Gayo Lues dan Aceh Tamiang. BNPB juga mengaktifkan perangkat Starlink di delapan kabupaten/kota Aceh.
Sementara itu, Sumatra Barat mencatat 225 jiwa meninggal dunia dan 161 jiwa hilang. Bantuan logistik mulai didistribusikan melalui udara dan laut, termasuk pengiriman 4 ton bantuan ke Kabupaten Solok, Agam, dan Pasaman Barat, serta pengiriman laut ke Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, yang masih terisolasi.
Presiden Prabowo Subianto juga memberikan dukungan logistik berupa tenda, genset, alat komunikasi, dan permakanan yang kini telah didistribusikan ke wilayah terdampak.






