Inovasi Pendidikan: Sekolah Rakyat Terapkan Metode Talent DNA untuk Petakan Bakat Siswa

Wamanews.id, 24 Agustus 2025 – Dalam sebuah terobosan yang disebut sebagai yang pertama di Indonesia, Sekolah Rakyat, program pendidikan baru yang diluncurkan pemerintah, menerapkan metode inovatif untuk memetakan bakat dan minat seluruh siswanya sejak hari pertama. Menggunakan teknologi Talent DNA, sekolah ini tidak mengandalkan tes akademik untuk penerimaan siswa, melainkan langsung fokus pada potensi unik yang dimiliki setiap anak.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkapkan hal ini saat membuka acara pembekalan guru dan kepala Sekolah Rakyat di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (22/8/2025).
Menurutnya, metode Talent DNA yang dikembangkan oleh motivator Ary Ginanjar Agustian ini menjadi fondasi utama dalam menentukan arah minat dan profesi siswa di masa depan. “Ini pertama kali di Indonesia, sekolah memetakan bakat dan talenta siswa sejak awal masuk,” kata Gus Ipul.
Penerapan metode ini sejalan dengan filosofi dasar Sekolah Rakyat yang mengedepankan kesetaraan kesempatan. Gus Ipul menjelaskan, program yang resmi dibuka pada 14 Juli 2025 ini hadir sebagai upaya pemerintah untuk memastikan seluruh anak di Indonesia, terutama dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mendapatkan akses pendidikan yang bermutu. “Sekolah Rakyat mengedepankan kesetaraan kesempatan, bukan kesenjangan sosial,” tegasnya.
Hasil pemetaan awal menunjukkan data yang sangat menarik dan berpotensi menjadi acuan strategis. Sebanyak 48,1 persen guru Sekolah Rakyat memiliki kecenderungan mengajar di bidang STEM (Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika).
Angka ini ternyata sejalan dengan potensi minat siswa, di mana 38,1 persen dari mereka menunjukkan ketertarikan pada bidang yang serupa. Keselarasan antara potensi guru dan minat siswa ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal dan produktif.
Lebih jauh, pemetaan potensi profesi siswa menunjukkan keragaman yang menjanjikan. Sebanyak 30 persen siswa diproyeksikan memiliki karier di bidang teknik dan teknologi informasi, sebuah sektor yang sangat dibutuhkan di era digital. Sementara itu, 23,9 persensiswa memiliki minat di bidang pendidikan dan penegakan hukum, serta 22,9 persendi bidang kesehatan.
Potensi lainnya tersebar di berbagai bidang, termasuk media dan seni (11,6 persen), bisnis perikanan dan perkebunan (9 persen), dan profesi sebagai ASN, TNI, Polri, serta profesi lain (1,5 persen).
Gus Ipul meyakini, langkah strategis ini adalah bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk memutus rantai kemiskinan di Indonesia. Dengan memberikan pendidikan yang relevan dan terarah sejak dini, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menghasilkan anak-anak cerdas yang tidak kalah hebatnya dengan anak-anak dari sekolah umum.







