Fenomena Donat Kentang yang Jadi Tren Kuliner Kekinian

Wamanews.id, 30 Desember 2024 – Donat kentang semakin digemari di kalangan pecinta cemilan, berkat teksturnya yang lembut, kenyal, dan cita rasa yang membedakannya dari donat biasa. Fenomena kuliner ini tidak hanya dipengaruhi oleh keistimewaan rasa, tetapi juga didorong oleh peran media sosial yang semakin besar dalam mempopulerkan tren bisnis kuliner modern.
Dalam beberapa tahun terakhir, donat kentang telah menjadi salah satu camilan favorit yang banyak digemari. Dengan bahan dasar kentang, donat ini menawarkan tekstur yang lebih lembut dan kenyal, serta rasa yang lebih gurih dibandingkan donat biasa yang terbuat dari tepung terigu.
Keunikan rasa dan tekstur tersebut menjadi daya tarik utama. Selain itu, popularitasnya juga dipicu oleh peran media sosial yang memainkan peran besar dalam menyebarkan tren kuliner baru ini, menjadikannya semakin dikenal di kalangan masyarakat.

Aisyah, seorang pengusaha donat kentang di Siwa, menceritakan bagaimana bisnis donat kentang yang dirintisnya dimulai pada masa pandemi COVID-19. Awalnya, Aisyah mencoba membuat donat kentang di rumah dan mengunggah hasil percobaannya di Facebook. Tanpa disangka, banyak orang yang tertarik dan mulai memesan, sehingga Aisyah pun memutuskan untuk membuka usaha dengan menyewa ruko di pasar Siwa.
“Facebook berperan sangat besar dalam perkembangan bisnis saya. Melalui platform ini, saya bisa berbagi foto, testimoni, dan promosi produk dengan lebih mudah. Selain itu, interaksi langsung dengan konsumen juga semakin membangun hubungan yang lebih personal” ungkap Aisyah saat ditemui di toko.
Inovasi juga menjadi faktor penting dalam menarik minat pelanggan. Aisyah terus berusaha mengembangkan varian rasa yang unik, seperti rasa keju, cokelat, matcha, tiramisu, hingga stroberi. Selain rasa, tampilan donat juga diubah dengan menggunakan warna dan hiasan menarik, sehingga semakin menggugah selera.
“Kami pernah menciptakan donat kentang dengan isian selai yang kami sebut donat bomboloni. Kami juga sering meminta feedback dari pelanggan untuk mengetahui rasa atau varian baru yang mereka inginkan,” tambah Aisyah.
Ia mengakui bahwa menjaga konsistensi kualitas adalah tantangan terbesar yang dihadapi, mengingat persaingan bisnis kuliner yang semakin ketat.
Zahra, seorang pecinta donat kentang, juga merasa bahwa tren ini semakin populer di kalangan masyarakat.
“Teksturnya yang lembut dan kenyal membuatnya berbeda dari donat biasa yang biasanya lebih ringan dan garing. Selain itu, variasi rasa dan topping yang ditawarkan donat kentang semakin menarik, seperti isian krim keju, cokelat, dan bahkan abon,” tuturnya saat wawancara online.
Menurut Zahra, media sosial berperan penting dalam mempopulerkan donat kentang. Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok memungkinkan bisnis kuliner untuk mempromosikan produk dengan cara yang kreatif dan menarik. Video dan foto menarik tentang donat kentang yang dibagikan oleh pengguna media sosial bisa dengan cepat menyebar dan viral, meningkatkan minat konsumen baru.
Septi, seorang pekerja pembuat donat kentang di Asyifa Donat, saat saya temui di tempat pada tanggal 27 November, menjelaskan beberapa kendala dalam pembuatan donat kentang. Salah satu tantangan utama adalah pengendalian kelembaban adonan.
“Adonan donat kentang harus diolah dengan hati-hati karena bisa menjadi terlalu lembek atau kering. ” ujar Septi.
Ia juga menyebutkan bahwa pembuatan donat kentang membutuhkan perhatian ekstra terhadap tekstur adonan, yang menggunakan tepung kentang sebagai bahan utama.
Inovasi dalam pembuatan donat kentang tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga pada tampilannya. Selain varian rasa yang beragam, banyak pelaku usaha yang berkreasi dengan bentuk dan ukuran donat, menjadikannya lebih menarik di mata konsumen. Misalnya, ada donat kentang dengan bentuk yang lebih kecil atau donat kentang asin dengan topping abon yang semakin populer.
Menurut Septi, fleksibilitas dalam mengembangkan bisnis donat kentang juga menjadi nilai tambah.
“Pekerjaan ini sangat menyenangkan karena memberi kesempatan untuk berkreasi dengan berbagai rasa dan tampilan, serta melihat reaksi positif dari konsumen,” ungkap Septi di akhir wawancara.
Husnawati, seorang guru tata boga di SMK 2 Gowa, mengungkapkan bahwa popularitas donat kentang mulai meningkat sekitar tujuh hingga delapan tahun yang lalu, khususnya di daerah Sulawesi Selatan.
“Awalnya, donat hanya terbuat dari tepung terigu, tapi ketika muncul donat kentang, konsumen merasa ada sesuatu yang baru dan unik. Selain itu, rasa kentang yang lebih lembut memberikan sensasi berbeda dibandingkan donat biasa,” jelas Husnawati saat diwawancara.
Ia juga menyebutkan bahwa peran media sosial sangat besar dalam menyebarkan tren ini. “Banyak orang yang mengunggah foto dan review tentang donat kentang di media sosial, sehingga semakin banyak yang tahu dan tertarik mencobanya,” tambahnya.
Fenomena donat kentang ini menunjukkan bagaimana inovasi produk dan kekuatan media sosial dapat membangun tren yang tidak hanya populer, tetapi juga menguntungkan bagi para pelaku bisnis. Ke depan, para pelaku usaha berharap bisa terus berinovasi dengan menciptakan varian rasa baru dan memperluas pasar mereka.
Dengan terus menjaga kualitas dan menciptakan pengalaman terbaik bagi pelanggan, bisnis donat kentang diprediksi akan terus berkembang, menghadirkan peluang baru bagi perekonomian lokal.
Penulis: Nur Hikmah Anugrah